Tuntunan Shalat Tarawih Muhammadiyah

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar di bulan Ramadhan. Dalam istilah lain, shalat ini dikenal juga sebagai qiyamul lail, atau shalat malam yang dilakukan khusus di bulan suci ini. Melalui ibadah ini, seorang hamba dapat mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan penuh khusyuk dan keikhlasan.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)

Hadits ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan berupa pengampunan dosa, khususnya bagi mereka yang melaksanakannya dengan niat yang ikhlas dan penuh keyakinan terhadap pahala dari Allah.

Keutamaan Shalat Tarawih Berjamaah

Shalat tarawih secara berjamaah mendatangkan pahala yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Barangsiapa yang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dicatat seperti melakukan shalat semalam penuh.” (HR. Tirmidzi no. 806)

Oleh karena itu, setiap muslim dianjurkan untuk shalat tarawih berjamaah hingga imam menyelesaikannya. Dalam waktu yang relatif singkat, Allah memberikan ganjaran seolah-olah telah beribadah sepanjang malam.

Baca Juga: Tuntunan Sholat Iftitah Sebelum Sholat Tarawih Ramadhan

Jumlah Rakaat Tarawih Muhammadiyah

Muhammadiyah berpegang pada tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dalam hadits-hadits shahih, yaitu shalat tarawih tidak lebih dari 11 rakaat. Hadits yang menjadi dasar utama:
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثاً
“Nabi tidak pernah melakukan shalat malam di bulan Ramadhan atau bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang keindahan dan panjangnya, kemudian beliau shalat empat rakaat lagi, jangan engkau tanya tentang keindahan dan panjangnya, lalu beliau shalat tiga rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Formasi Shalat Tarawih 11 Rakaat Muhammadiyah

Dalam Muhammadiyah, terdapat beberapa formasi shalat tarawih 11 rakaat yang lazim dilakukan berdasarkan kajian tarjih Muhammadiyah:

1. 4-4-3: Empat rakaat (tanpa tasyahud awal) ditutup salam, disambung empat rakaat lagi, kemudian witir tiga rakaat.
2. 2-2-2-2-2-1: Shalat dua rakaat sebanyak lima kali, kemudian ditutup dengan witir satu rakaat.
3. 2-2-2-2-3: Shalat dua rakaat sebanyak empat kali, kemudian ditutup dengan witir tiga rakaat.

Keputusan ini merujuk pada panduan majelis tarjih yang menegaskan dasar tuntunan berdasarkan dalil shahih yang lebih luas. Dalam formasi sholat ditarawih di atas juga diajurkan dikerjakan sesudah dilakukan shalat Iftitah dua raka’at.

Baca Juga: Formasi Rakaat Shalat Tarawih Sesuai Tuntunan Muhammadiyah

Kesimpulan

Shalat tarawih adalah momen istimewa di bulan Ramadhan yang tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dengan melaksanakan shalat tarawih berdasarkan tuntunan Rasulullah seperti yang dijelaskan oleh Muhammadiyah, setiap muslim dapat mengoptimalkan ibadah Ramadhan mereka. Mari kita manfaatkan malam-malam penuh rahmat ini dengan istiqamah dalam melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah dan penuh kekhusyukan.