Klik Gambar 👆🏻 Selengkapnya

Peringatan Isra Mi’raj Menurut Muhammadiyah

Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam merupakan salah satu momen penting bagi umat Islam. Setiap tanggal 27 Rajab, kaum muslimin di berbagai penjuru dunia mengenang peristiwa luar biasa ini, di mana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjalani perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra’) dan dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). Dalam konteks pandangan Muhammadiyah, bolehkan umat islam memperingati isra mi’raj?

Pandangan Muhammadiyah Tentang Isra’ Mi’raj

Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah melalui Divisi Fatwa menegaskan bahwa peringatan Isra Mi’raj tergolong dalam kategori ‘umuru ghairut-ta’abbudiy’, yakni aktivitas yang tidak termasuk dalam bentuk ibadah murni. Hal ini dikarenakan pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tradisi memperingati Isra’ dan Mi’raj belum dikenal. Namun demikian, kegiatan ini dianggap diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Baca Juga: Kapan Peringatan Isra Mi’raj 2025? Ini Tanggal dan Arti Isra’ Mi’raj

Apa Isra’ Mi’raj Termasuk Perbuatan Bid’ah?

Sebagian kalangan umat Islam menganggap bahwa peringatan Isra Mi’raj termasuk kategori bid’ah. Bid’ah dipahami sebagai suatu perbuatan atau perkataan yang dianggap sebagai ‘umurut-ta’abbudiy’ baru dan tidak pernah diperintahkan atau dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam semasa hidupnya. Namun, Muhammadiyah menegaskan bahwa peringatan ini masuk dalam kategori ‘umuru ghairut-ta’abbudiy’ sehingga tidak tergolong bid’ah selama dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Muhammadiyah memandang fleksibilitas dalam ‘umuru ghairut-ta’abbudiy’ sebagai wujud keterbukaan Islam dalam merespons kebutuhan umat. Selama kegiatan tersebut dilaksanakan dengan niat yang baik, mengedepankan nilai-nilai moral Islam, dan tidak menyimpang dari syariat, maka peringatan ini dapat menjadi bagian dari syiar Islam.

Baca Juga: Arti dan Definisi Bid’ah Menurut Muhammadiyah

Makna Ganda Peringatan Isra dan Mi’raj

Peringatan Isra’ Mi’raj memiliki dua dimensi utama:.

  1. Penguatan Penhayatan Shalat
    Salah satu inti dari peristiwa Isra Mi’raj adalah turunnya perintah shalat lima waktu. Dengan memperingati momentum ini, umat Islam diharapkan dapat memperbaharui komitmen mereka dalam melaksanakan salat wajib dengan khusyuk dan konsisten.
  2. Mensyiarkan Agama Islam
    Kegiatan ini menjadi media dakwah yang efektif untuk memperkuat nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat. Melalui ceramah, kajian, atau diskusi, umat diajak memahami esensi peristiwa Isra Mi’raj, terutama hikmah spiritual di baliknya

Etika dalam Peringatan Isra’ Mi’raj

Majelis Tarjih Muhammadiyah juga menekankan pentingnya menjaga prinsip-prinsip etika Islam dalam pelaksanaan peringatan ini. Kegiatan yang dilakukan tidak boleh bercampur dengan unsur-unsur yang melanggar syariat atau bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sebaliknya, peringatan ini seharusnya menjadi wadah untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan memperkuat solidaritas umat.

Kesimpulan

Dalam pandangan Muhammadiyah, peringatan Isra dan Mi’raj bukanlah sebuah kewajiban, melainkan sebuah bentuk ekspresi keislaman yang bersifat fleksibel dan kontekstual. Kegiatan ini termasuk ke dalam ranah ‘umuru ghairut-ta’abbudiy’, sehingga boleh dilakukan selama memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan membawa manfaat bagi umat.

Dengan semangat peringatan Isra dan Mi’raj, diharapkan umat Islam dapat semakin memahami esensi salat sebagai ibadah utama dan memperkuat dakwah Islam di masyarakat. Semoga momentum ini membawa keberkahan dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.


Referensi diulas berdasarkan artikel berjudul “Penjelasan tentang Peringatan Isra’ Mi’raj” yang diterbitkan di situs resmi Tarjih Muhammadiyah.

Share:
Cropped Cropped Masjidmuhammadiyah.com .jpg

Redaksimu

Portal Media Masjid Muhammadiyah Berkemajuan