Donasi Online Masjid
Klik Gambar 👆🏻 Selengkapnya

Mengenal 7 Organisasi Otonom Muhammadiyah

Muhammadiyah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 1912, merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini tidak hanya bergerak di bidang dakwah, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam pendidikan, filantropi, kesehatan, dan berbagai bidang lainnya. Dalam melaksanakan misinya, Muhammadiyah membawahi tujuh organisasi otonom (ortom) yang memiliki tugas dan peran spesifik. Artikel ini akan membahas sejarah dan peran masing-masing ortom secara kronologis berdasarkan tahun pendiriannya.

1. ‘Aisyiyah (1917)

‘Aisyiyah adalah organisasi otonom wanita Muhammadiyah yang didirikan pada 19 Mei 1917 di Yogyakarta. Organisasi ini digagas oleh Nyai Ahmad Dahlan, istri pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan.

Peran ‘Aisyiyah meliputi pembinaan kaum wanita untuk meningkatkan kesadaran beragama dan berorganisasi. Selain itu, ‘Aisyiyah aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial, seperti pendirian sekolah-sekolah khusus perempuan dan layanan kesehatan ibu dan anak. ‘Aisyiyah juga berperan dalam memperjuangkan isu-isu kesetaraan gender dalam kerangka Islam.

2. Hizbul Wathan (1918)

Hizbul Wathan (HW) didirikan pada tahun 1918 oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Organisasi ini awalnya dibentuk sebagai gerakan kepanduan untuk menanamkan semangat kepemimpinan, disiplin, dan cinta tanah air kepada generasi muda Muhammadiyah.

Namun, pada 20 Mei 1961, Hizbul Wathan sempat dilebur ke dalam Gerakan Pramuka sesuai kebijakan pemerintah. Meski demikian, HW kini kembali aktif dengan misi membina kader-kader muda yang berakhlak mulia dan siap mengabdi untuk umat dan bangsa.

3. Pemuda Muhammadiyah (1922)

Pemuda Muhammadiyah didirikan pada tahun 1922 setelah keputusan Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar. Namun, organisasi ini baru diberikan status otonom penuh pada tahun 1968.

Tujuan utama Pemuda Muhammadiyah adalah menanamkan kesadaran dan semangat dakwah Islam kepada generasi muda Muhammadiyah. Organisasi ini juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial, advokasi, dan pembinaan kader pemimpin masa depan.

4. Nasyiatul ‘Aisyiyah (1931)

Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) merupakan organisasi otonom yang didirikan pada tahun 1931 sebagai wadah bagi generasi muda perempuan Muhammadiyah. Organisasi ini bertujuan menanamkan nilai-nilai Islam, memperbaiki akhlak, dan memperkuat rasa persatuan di kalangan generasi muda perempuan.

Nasyiatul ‘Aisyiyah aktif dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan kegiatan sosial. Organisasi ini juga menjadi sarana pembentukan karakter dan kepemimpinan bagi generasi muda perempuan Muhammadiyah.

5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (1964)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan pada tahun 1964 sebagai wadah khusus bagi mahasiswa Muhammadiyah. Organisasi ini lahir dari kongres mahasiswa Muhammadiyah yang diadakan di Yogyakarta menjelang Muktamar Muhammadiyah tahun 1962.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM bertujuan mencetak kader intelektual yang Islami, berjiwa kritis, dan siap berkontribusi untuk kemajuan umat. Organisasi ini fokus pada pengembangan intelektual, advokasi sosial, dan penguatan dakwah di kalangan mahasiswa.

6. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (1961)

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dibentuk pada 18-20 Juli 1961 melalui Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta. Organisasi ini ditujukan bagi pelajar di lingkungan Muhammadiyah dengan misi membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkomitmen terhadap dakwah Islam.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau IPM aktif dalam kegiatan pendidikan, pengembangan kreativitas, dan pembinaan moral di kalangan pelajar. Organisasi ini juga menjadi ruang bagi pelajar untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan berdakwah.

7. Tapak Suci (1963)

Tapak Suci merupakan organisasi otonom yang berfokus pada seni bela diri. Didirikan pada 10 Rabiul Awwal 1383 H (13 Juli 1963), organisasi ini memiliki tujuan membentuk kader-kader yang kuat secara fisik dan mental, serta berakhlak Islami.

Tapak Suci tidak hanya aktif dalam pembinaan seni bela diri, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan pengabdian. Organisasi ini telah mencetak banyak atlet pencak silat yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Baca Juga: Sejarah Muhammadiyah

FAQ

  • Apa yang dimaksud dengan organisasi otonom Muhammadiyah? Organisasi otonom Muhammadiyah (ortom) adalah lembaga di bawah Muhammadiyah yang memiliki otonomi dalam mengelola kegiatan dan program sesuai dengan visi dan misi Muhammadiyah.
  • Berapa jumlah organisasi otonom Muhammadiyah? Muhammadiyah memiliki tujuh organisasi otonom, yaitu ‘Aisyiyah, Hizbul Wathan, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Tapak Suci.
  • Apa peran organisasi otonom dalam Muhammadiyah? Organisasi otonom berperan mendukung visi Muhammadiyah dengan fokus pada pembinaan generasi muda, perempuan, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas melalui berbagai kegiatan dakwah, pendidikan, dan sosial.
  • Siapa pendiri Muhammadiyah? Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta.
  • Bagaimana cara bergabung dengan organisasi otonom Muhammadiyah? Untuk bergabung, Anda dapat menghubungi cabang atau ranting Muhammadiyah terdekat. Biasanya, proses pendaftaran melibatkan pengisian formulir dan mengikuti program orientasi.
  • Apa kontribusi organisasi otonom Muhammadiyah di masyarakat? Setiap organisasi otonom Muhammadiyah memiliki kontribusi spesifik, seperti pemberdayaan perempuan oleh ‘Aisyiyah, pembinaan kepanduan oleh Hizbul Wathan, pengembangan intelektual oleh IMM, dan penguatan karakter pelajar melalui IPM.
  • Apakah Muhammadiyah hanya ada di Indonesia? Muhammadiyah memiliki cabang di berbagai negara, terutama di wilayah yang terdapat komunitas Muslim Indonesia, seperti Malaysia, Australia, Mesir, dan negara-negara lainnya.
Dengan kehadiran tujuh organisasi otonom ini, Muhammadiyah terus memperkuat kontribusinya dalam membangun umat yang berkemajuan di berbagai bidang kehidupan. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca tentang peran strategis Muhammadiyah dan organisasi otonomnya.
Share: