Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) adalah salah satu organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang memiliki sejarah panjang dalam upaya pemberdayaan perempuan muda. Sebagai bagian dari Muhammadiyah, NA telah memainkan peran signifikan dalam mencetak kader perempuan yang tangguh dan berdaya guna. Artikel ini akan mengupas perjalanan sejarah, peran, dan kontribusi NA dalam membangun umat serta mendorong emansipasi perempuan.
Sejarah Berdirinya Nasyiatul ‘Aisyiyah
Pembentukan Nasyiatul ‘Aisyiyah berawal dari gagasan inovatif Somodirdjo, seorang guru di Standart School Muhammadiyah. Pada tahun 1919, ia mendirikan perkumpulan bernama Siswa Praja (SP) untuk menanamkan rasa persatuan, memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama di kalangan siswa Muhammadiyah. Gagasan ini mendapat dukungan dari Raden Hadjid, yang membantu menyebarkan SP ke berbagai sekolah Muhammadiyah di Yogyakarta.
Awalnya, kegiatan SP melibatkan siswa laki-laki dan perempuan secara bersama. Namun, untuk lebih fokus dan terarah, SP kemudian dipisahkan menjadi Siswa Praja Pria dan Siswa Praja Wanita (SPW). Kegiatan SPW berpusat di rumah Haji Irsyad, Kauman, dan meliputi pengajian, latihan pidato, jamaah Subuh, serta berbagai aktivitas keputrian.
Baca Juga: Sejarah Muhammadiyah
Transformasi Menuju Nasyiatul ‘Aisyiyah
Pada tahun 1923, SPW mulai diintegrasikan ke dalam urusan ‘Aisyiyah. Integrasi ini membawa SPW ke tahap baru dengan mendirikan Bustanul Athfal pada 1924, taman kanak-kanak yang memberikan pendidikan dasar keislaman kepada anak-anak. Pada tahun 1929, Kongres Muhammadiyah ke-18 memutuskan bahwa semua cabang Muhammadiyah wajib mendirikan SPW, yang kemudian pada tahun 1931 diubah namanya menjadi Nasyiatul ‘Aisyiyah sesuai keputusan Kongres Muhammadiyah ke-20.
Simbol dan Mars Nasyiatul ‘Aisyiyah
Pada Kongres Muhammadiyah ke-26 tahun 1938, simbol Padi ditetapkan sebagai lambang Nasyiatul ‘Aisyiyah. Simbol ini menggambarkan keberlanjutan, kemandirian, dan potensi perempuan muda yang terus tumbuh. Mars Nasyiatul ‘Aisyiyah juga disusun pada masa ini untuk menyemangati para kader.
Kontribusi Nasyiatul ‘Aisyiyah
Sebagai organisasi otonom, Nasyiatul ‘Aisyiyah aktif dalam berbagai bidang, di antaranya:
- Pemberdayaan Perempuan Muda:
NA menjadi wadah pembinaan keterampilan dan kepemimpinan perempuan muda, termasuk pelatihan administrasi, pengelolaan organisasi, dan kewirausahaan. - Isu Sosial dan Gender:
NA berperan dalam mendorong inklusi sosial, kesehatan reproduksi, pencegahan stunting, dan pemberdayaan ekonomi perempuan. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi perempuan di masyarakat. - Emansipasi Perempuan:
Di masa awal berdirinya, NA menjadi pelopor dalam mendobrak kultur patriarki. Kader-kader NA dilatih untuk percaya diri, berbicara di depan umum, dan berperan aktif dalam kehidupan sosial-keagamaan. - Kesejahteraan Anak:
Sejak awal, NA menunjukkan perhatian pada pendidikan anak-anak melalui kegiatan seperti Bustanul Athfal dan pengajian untuk anak-anak.
Relevansi Nasyiatul ‘Aisyiyah Hari Ini
Hingga kini, NA tetap relevan dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan mengusung semangat kolaborasi, NA terus melahirkan kader-kader muda yang berdedikasi. Mereka aktif dalam berbagai inisiatif yang mendukung terciptanya masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa itu Nasyiatul ‘Aisyiyah?
Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang berfokus pada pemberdayaan perempuan muda melalui pendidikan, keterampilan, dan pengembangan kepemimpinan.
2. Kapan Nasyiatul ‘Aisyiyah didirikan?
NA resmi didirikan pada 16 Mei 1931 di Yogyakarta, setelah melalui transformasi dari organisasi Siswa Praja Wanita.
3. Apa tujuan utama Nasyiatul ‘Aisyiyah?
Tujuan utama NA adalah mencetak kader perempuan muda yang tangguh, berakhlak mulia, dan berkontribusi bagi masyarakat.
4. Apa saja simbol dan mars Nasyiatul ‘Aisyiyah?
Simbol NA adalah Padi, yang melambangkan keberlanjutan dan kemandirian. Mars NA diciptakan untuk menyemangati kader dalam berjuang.
5. Apa kontribusi Nasyiatul ‘Aisyiyah di masyarakat?
NA aktif dalam pemberdayaan perempuan, isu gender, kesehatan reproduksi, pendidikan anak, dan pengembangan ekonomi.
Nasyiatul ‘Aisyiyah menjadi bukti bahwa pemberdayaan perempuan dapat mendorong kemajuan masyarakat. Dengan semangat yang diwariskan dari para pendiri, NA terus melangkah maju untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan.