Buraq atau Buroq (البُرَاقُ) adalah salah satu makhluk ghaib yang disebutkan dalam peristiwa Isra Mi’raj, sebuah perjalanan spiritual luar biasa yang dialami oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam perjalanan ini, Nabi dibawa dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian naik ke Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu langsung dari Allah. Buraq menjadi tunggangan Nabi dalam perjalanan tersebut, yang merupakan bagian dari keistimewaan dan mukjizat yang diberikan kepada beliau.
Sebagai makhluk ghaib, keberadaan Buraq tidak bisa diakses oleh pancaindra manusia biasa. Keimanan kepada keberadaannya bersandar penuh pada dalil-dalil shahih yang berasal dari Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“Dialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.”
(QS. Al-Jin: 26–27)
Baca Juga: Peringatan Isra’ Mi’raj Menurut Muhammadiyah
Ciri-Ciri Buraq Berdasarkan Hadis Shahih
Dalam berbagai riwayat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sifat dan bentuk Buraq sebagai berikut:
- Bentuk dan Ukuran
Buraq digambarkan sebagai hewan tunggangan berwarna putih, lebih kecil dari bighal (peranakan kuda dan keledai) tetapi lebih besar dari keledai. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Malik bin Sha’sha’ah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi bersabda:وَأُتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ، دُونَ البَغْلِ وَفَوْقَ الحِمَارِ: البُرَاقُ”Dibawakan kepadaku hewan tunggangan berwarna putih, lebih pendek dari bighal dan lebih tinggi daripada keledai. Yaitu Buraq.” (HR. Bukhari 3207) - Kecepatan Luar Biasa
Buraq memiliki langkah yang sangat jauh, sejauh pandangannya. Dalam hadis lainnya disebutkan:ثُمَّ أُتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ، يُقَالُ لَهُ: الْبُرَاقُ، فَوْقَ الْحِمَارِ، وَدُونَ الْبَغْلِ، يَقَعُ خَطْوُهُ عِنْدَ أَقْصَى طَرْفِهِ”Kemudian dibawakan kepadaku seekor hewan tunggangan putih, namanya Buraq. Lebih tinggi daripada keledai dan lebih pendek dari bighal. Satu langkah kakinya sejauh ujung pandangannya.” (HR. Ahmad 17835, Muslim 164) - Dapat Diikat Seperti Hewan Tunggangan Lainnya
Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Masjidil Aqsha, beliau mengikat Buraq di tempat yang biasa digunakan para nabi untuk mengikat tunggangannya. Beliau bersabda:فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاءُ”Aku mengikat Buraq di salah satu pintu masjid Baitul Maqdis, tepat di mana para nabi mengikatkan hewan tunggangan mereka.” (HR. Muslim no. 162)
Apakah Buraq Memiliki Sayap?
Beberapa ilustrasi populer menggambarkan Buraq sebagai kuda bersayap atau bahkan bertanduk. Namun, tidak ada riwayat shahih yang menyebutkan bahwa Buraq memiliki sayap. Sebagai perkara ghaib, tidak boleh menambahkan atau menduga-duga sesuatu di luar yang disebutkan dalam dalil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya menyebutkan ciri-ciri yang jelas tanpa menyinggung adanya sayap atau tanduk.
Baca Juga: Apa Itu Sidratul Muntaha? Tempat Istimewa dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj
Rangkuman Ciri-Ciri Buraq
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
- Buraq adalah hewan ghaib yang diberikan khusus untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perjalanan Isra Mi’raj.
- Ukurannya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih kecil dari bighal, berwarna putih, dan memiliki kecepatan yang luar biasa.
- Langkah kakinya sejauh ujung pandangan, dan ia dapat diikat layaknya hewan tunggangan biasa.
- Tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Buraq memiliki sayap atau tanduk.
Sebagai umat Islam, kita wajib menerima dan meyakini keberadaan Buraq sebagaimana dijelaskan dalam dalil-dalil shahih tanpa menambah-nambahi atau mengurangi.
Wallahualam bishawab.