Tutup Iklan Kunjungi!

6 Tingkat Ukhuwah Islamiyah: Adab Ukhuwah Menuju Izzul Islam wal Muslimin dan Rahmatan Lil Alamin

6 Level Ukhuwah Islamiyah

Ketika iman dan aqidah yang lurus telah pandu oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka ukhuwah Islamiyah adalah salah satu pilar penting dalam kehidupan umat Islam, yang menjadi dasar bagi terciptanya umat solid dan kuat. Melalui enam tingkatan ukhuwah ini, kita InsyaAllah dapat bersama-sama mencapai izzul Islam wal Muslimin—kemuliaan Islam dan umat Islam—serta menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Namun, agar ukhuwah ini dapat tumbuh dengan baik, penting untuk selalu menerapkan adab atau usaha dalam setiap tingkatan ukhuwah tersebut.

Konsep 6 tingkat ukhuwah Islamiyah ini adalah rangkuman dari berbagai panduan ulama yang kaji berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis. Panduan ini dirumuskan untuk membantu umat Islam dalam membangun hubungan dengan sesama, kaum muslimin. 6 tingkat ukhuwah Islamiyah itu ialah:

1. Syarhus Sodr (Lapang Dada) Tingkat pertama dalam ukhuwah Islamiyah adalah sikap lapang dada. Adab dalam tahap ini menuntut kita untuk bersikap sabar, tidak cepat marah, dan mampu memaafkan kesalahan orang lain. Sikap ini penting untuk menciptakan suasana yang harmonis, di mana setiap perbedaan pendapat diterima dengan hati yang terbuka. Lapang dada juga berarti bersedia mendengarkan dan memahami orang lain tanpa prasangka, sehingga konflik dapat dihindari dan hubungan dapat dibangun dengan baik.

2. Ta’aruf (Saling Mengenal) Setelah sikap lapang dada, langkah berikutnya adalah ta’aruf, atau saling mengenal. Dalam konteks adab, ta’aruf harus dilakukan dengan niat yang baik dan tulus, tanpa prasangka negatif atau niat buruk. Mengenal seseorang berarti kita berusaha memahami siapa mereka, apa yang mereka yakini, dan bagaimana mereka berpikir. Proses ini harus dilakukan dengan sikap hormat, menghindari ghibah, dan tidak mengorek-ngorek aib orang lain. Dengan adab yang baik, ta’aruf akan membuka jalan bagi terbentuknya kepercayaan dan penghormatan bagi sesama.

3. Tafahum (Saling Memahami) Tafahum adalah tahap di mana kita tidak hanya mengenal orang lain, tetapi juga berusaha untuk benar-benar memahami mereka. Dalam hal ini, adab mengajarkan kita untuk bersikap empati, berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan memahami perasaan mereka. Tafahum yang didasari adab membuat kita mampu menempatkan diri di posisi orang lain, sehingga kita tidak cepat menghakimi atau merasa superior. Dengan demikian, tafahum akan membawa kita pada hubungan yang lebih mendalam dan saling mendukung.

4. Ta’awun (Saling Bekerjasama) Kerjasama adalah kunci dalam mencapai tujuan bersama. Namun, dalam ta’awun, adab yang baik harus selalu diutamakan. Ini berarti kita harus bekerjasmaa dalam hal yang baik sesuai panduan syariat, serta menjalankan prinsip jujur, amanah, dan bertanggung jawab dalam setiap kerjasama yang dilakukan. Kita juga harus saling menghargai peran dan kontribusi orang lain, serta menghindari sikap egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Dengan adab yang baik, ta’awun akan menjadi lebih produktif dan harmonis, serta dapat membawa umat menuju kesuksesan bersama.

5. Takaful (Saling Tolong atau Melindungi) Takaful, atau saling menolong dan melindungi, adalah manifestasi dari cinta dan kepedulian terhadap sesama. Adab dalam tahap ini mengajarkan kita untuk selalu ikhlas dalam membantu orang lain, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. Takaful juga menuntut kita untuk menjaga martabat orang yang kita tolong, menghindari sikap merendahkan atau mempermalukan mereka. Dengan demikian, takaful yang dilakukan dengan adab yang baik akan memperkuat ikatan persaudaraan dan menciptakan rasa aman dan nyaman dalam komunitas.

6. Itsar (Mengutamakan Kepentingan Saudara) Itsar adalah puncak dari ukhuwah Islamiyah, di mana kita rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan orang lain. Dalam hal ini, adab mengajarkan kita untuk bersikap ikhlas dan ridha dalam berkorban. Itsar juga menuntut kita untuk bersikap rendah hati, tidak mengungkit-ungkit pengorbanan yang telah dilakukan, dan tidak mencari pujian dari orang lain. Dengan adab yang baik, itsar akan memperkuat ikatan ukhuwah dan menciptakan kebersamaan yang sangat kuat dengan sesama.

Adab dan usaha dalam setiap tingkatan ukhuwah ini tidak hanya penting untuk membangun hubungan yang harmonis dan produktif, tetapi juga merupakan cerminan dari tujuan Islam sebagai rahmatan lil alamin—rahmat bagi seluruh alam. Dengan menerapkan adab yang baik, ukhuwah Islamiyah tidak hanya akan membawa kemuliaan bagi umat Islam, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi seluruh umat manusia, terlepas dari latar belakang agama atau budaya mereka.

Dalam konteks yang lebih luas, ukhuwah Islamiyah juga bisa diperluas berkaitan erat dengan ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah basariyah (persaudaraan kemanusiaan). Ketiga bentuk ukhuwah ini, jika dilandasi dengan adab yang baik, akan saling melengkapi dalam menciptakan dunia yang lebih harmonis, damai, dan berkeadilan. Ukhuwah wathoniyah mengajarkan kita untuk mencintai dan menjaga bangsa dan negara sebagai bentuk cinta terhadap tanah air, sementara ukhuwah basariyah mengajarkan kita untuk menghargai setiap manusia dan berjuang bersama-sama untuk keadilan dan kesejahteraan bersama.

Dengan memahami, mengamalkan, dan menjaga adab dalam enam tingkat ukhuwah Islamiyah, kita tidak hanya memperkuat persaudaraan di antara sesama Muslim, tetapi juga turut serta dalam menciptakan komunitas yang harmonis, serta mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Ukhuwah wathoniyah dan basariyah akan semakin memperkuat upaya ini, menjadikan kita sebagai umat yang mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia dan seluruh umat manusia.

Wallahu a’lam bishowab.

Share:
Cropped Cropped Masjidmuhammadiyah.com .jpg

Redaksimu

Portal Media Masjid Muhammadiyah Berkemajuan