Dalam dinamika perkembangan organisasi kemasyarakatan di Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran signifikan sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di negeri ini. Sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah telah menjalankan misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi umat. Sebagai organisasi yang berakar pada nilai-nilai Islam, Muhammadiyah terus berkembang dan memperluas jaringannya hingga ke ranting-ranting terkecil di seluruh penjuru Tanah Air. Namun, dalam perjalanannya, terdapat dinamika dan tantangan yang dihadapi, khususnya dalam merawat ranting Muhammadiyah yang menjadi akar rumput warga dan jamaah.
Ranting itu Penting
Ranting Muhammadiyah merupakan unit terkecil dari persyarikatan ini, berperan vital dalam menjalankan roda organisasi di tingkat grassroots. Ranting ini adalah tempat berkumpulnya warga dan jamaah Muhammadiyah untuk beribadah, belajar, dan melakukan berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Sebagai ujung tombak persyarikatan, ranting Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam meneruskan visi dan misi persyarikatan, yaitu menciptakan masyarakat Islam yang berkemajuan. Namun, tantangan zaman dan dinamika internal serta eksternal organisasi seringkali membuat pengurus dan mubaligh di ranting-ranting ini terdistraksi dari esensi utama tarbiyah dan pemberdayaan umat.
Politik dan Misi Besar Pembinaan Umat
Tahun 2024 ini dengan dinamika pemilu dan dunia Politik, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara, memang memiliki pengaruh terhadap dinamika organisasi kemasyarakatan, termasuk Muhammadiyah. Namun, penekanan terhadap keterlibatan politik harus dilakukan secara bijaksana, tanpa mengabaikan esensi yang lebih penting, yaitu pembinaan aqidah, akhlak, dan keilmuan anggota serta pemberdayaan umat. Banyaknya agenda politik yang menarik perhatian pengurus dan mubaligh di tingkat ranting seringkali membuat mereka kurang produktif dalam menjalankan program-program pembinaan dan pemberdayaan yang seharusnya menjadi fokus utama.
Merawat Jamaah Dengan Cara Relevan
Pentingnya merawat ranting Muhammadiyah tidak hanya terletak pada aspek organisasi semata, namun lebih pada pemenuhan kebutuhan spiritual, intelektual, dan sosial ekonomi warga dan jamaah. Ranting harus kembali fokus pada pengembangan program-program yang mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan umat, seperti pendidikan karakter, kesehatan, kewirausahaan, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda.
Solusi dan langkah progresif yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini antara lain:
- Penguatan Visi dan Misi: Pengurus ranting perlu menguatkan kembali pemahaman terhadap visi dan misi Muhammadiyah, sehingga setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada tujuan persyarikatan.
- Program Pembinaan dan Pemberdayaan: Mengembangkan program tarbiyah yang sistematis dan inklusif, serta memperkuat program pemberdayaan umat yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup.
- Kaderisasi: Melakukan regenerasi kepemimpinan dan kaderisasi secara berkelanjutan, dengan mengedepankan prinsip tumbuh bersama dan kebersamaan. Kaderisasi ini harus mampu mencetak pejuang-pejuang akar rumput yang tidak hanya loyal pada organisasi, tapi juga kompeten dalam bidangnya.
- Kolaborasi dan Sinergi: Membangun kolaborasi dan sinergi antar ranting dan dengan lembaga atau organisasi lain, baik di dalam maupun luar Muhammadiyah, untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kepada umat.
- Optimalisasi Media dan Teknologi: Memanfaatkan media sosial dan teknologi informasi untuk menyebarkan dakwah, informasi kegiatan, dan program pemberdayaan, serta untuk memperkuat jaringan komunikasi antar anggota.
Dengan kembali merawat ranting-ranting Muhammadiyah, diharapkan dapat memperkuat akar rumput persyarikatan ini dalam menjalankan amanah dakwah dan pemberdayaan umat. Hal ini tidak hanya akan mengembalikan Muhammadiyah pada jalur visi besar peryarikatan, tapi juga akan membuat organisasi ini tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas di era modern ini. Kita perlu mengingat bahwa kekuatan sebuah organisasi terletak pada solidaritas dan kebersamaan anggotanya dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk kebaikan bersama.
Bagus Setiawan
Relawan Muda Masjid Ad-Dakwah