Muhammadiyah didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada hari Senin, tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah atau 18 November 1912 Masehi, di Kauman, Yogyakarta.
Tapi, sudahkan kita benar-benar tau Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Kepribadian, Sifat-Sifatnya, serta pandangan keislaman seperti apa yang diamalkan Muhammadiyah dalam setiap usahanya?
Apa Sebenarnya Cita-Cita Hidup Muhammadiyah?
Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) pasal ke-4 bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar-Ma’ruf Nahi-Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Sebagai persyarikatan, Muhammadiyah mempunyai cita-cita yang tertuang dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah atau disingkat MKCHM, Cita-cita Persyarikatan Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala, yaitu;
- Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar-ma’ruf nahi-munkar, beraqidah Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala, untuk melaksanakan visi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
- Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasulullah sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, sampai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagai hidayah dan rahmat Allah Subhanahu wa ta’ala kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual dunia dan akhirat.
- Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan kepada:
a. Al-Qur’an, Kitabullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
b. Sunnah Rasul, penjelasan dan pelaksanaan ajaran Al-Qur’an yang diberikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan menggunakan akal pikiran sesuai jiwa ajaran agama Islam. - Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran agama Islam yang meliputi bidang:
a. Aqidah: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan bid’ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
c. Ibadah: Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalat Duniawiyah: Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalah duniawiyah dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. - Muhammadiyah mengajak segenap bangsa Indonesia untuk berusaha bersama-sama menjadikan negara yang adil dan makmur serta diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala: BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR (Artinya: sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya)
(Keputusan Tanwir Ponorogo tahun 1969)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
- Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Kota Yogyakarta;
- Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.
Kita Juga Perlu Memahami Kepribadian Muhammadiyah itu, Apa Saja?
- Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah amar-ma’ruf nahi-munkar, yang ditujukan kepada perorangan dan masyarakat.
- Muhammadiyah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat utama adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala atau masyarakat yang sebenar-benarnya.
- Muhammadiyah adalah gerakan tajdid yang bermakna purifikasi dan dinamisasi. Purifikasi bermakna membebaskan umat dari jerat kesyirikan, tahayul, bid’ah, dan khurafat. Dinamisasi adalah gerakan penafsiran Islam progresif sehingga ajarannya senantiasa relevan dengan dinamika dan problema zaman (Islam Solutif).
- Muhammadiyah tidak memilih jalur politik, tanpa mempedulikan bagaimana struktur politik yang menguasainya, memilih jalan non partisan sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, hingga zaman kemerdekaan Indonesia.
- Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan partai politik. Namun, apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal Muhammadiyah mendesak-desak urusan agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, dan nada Muhammadiyah sendiri.
- Muhammadiyah bergerak bukan sebagai golongan, tetapi berjuang untuk tegaknya Islam untuk kemenangan kalimah Allah. Islam yang diajarkan oleh Muhammadiyah adalah Islam apa adanya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Maqbulah (Sunnah yang valid) serta dalam menjalankannya menggunakan akal pikiran sesuai dengan ruh Islam.
Pandangan Keislaman seperti apa yang dipakai Muhammadiyah Usahanya?
Sistem dasar yang dipakai Muhammadiyah mengacu pada tujuh pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Muqaddimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah, yaitu;
- Hidup manusia itu harus berdasarkan tauhid, bertuhan, beribadah, serta tunduk dan taat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
- Hidup manusia itu bermasyarakat
- Hanya hukum Allah yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama menuju hidup bahagia di dunia dan akhirat
- Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan berbuat ihsan kepada sesama manusia
- Perjuangan menegakkan menjunjung tinggi agama Islam hanya akan berhasil dengan mengikuti jejak (ittiba’) kepada para Nabi terutama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
- Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan berorganisasi
- Seluruh perjuangan mengarah kepada satu tujuan Muhammadiyah, yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Ketujuh pokok pikiran itu dituangkan dalam batang tubuh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang terdiri atas 16 Bab dan 42 Pasal.
Selanjutnya, Bagaimanakah Sifat-Sifat Muhammadiyah dalam Menggerakan Organisasinya?
Untuk mengetahui bagaimanakah Muhammadiyah menggerakkan umat, bisa kita lihat dalam Khittah Muhammadiyah. Istilah khittah berasal dari kata khaththa yang berarti menulis atau merencanakan, garis, atau jalan. Khittah Muhammadiyah adalah seperangkat rumusan, teori, metode, sistem, strategi, dan taktik perjuangan Muhammadiyah.
Ada beberapa khittah yang melandasi perjuangan Muhammadiyah? Khittah biasanya dihasilkan berdasar gelaran Tanwir dan Muktamar sejak berdirinya ada lima khittah yaitu Khittah Palembang (1956), Khittah Ponorogo (1969), Khittah Ujung Pandang (1971), Khittah Surabaya (1971), Khittah Denpasar (2002), Inti khittah-khittah tersebut adalah:
- Khittah Palembang (1956) Khittah ini menekankan agar warga Persyarikatan Muhammadiyah menyempurnakan ibadah dengan khusyuk dan tawaduk, mempertinggi akhlak, memperluas ilmu pengetahuan, dan menggerakkan Muhammadiyah dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab. Termasuk mengadakan badan islah untuk mengantisipasi bila terjadi keretakan & perselisihan di antara warga Muhammadiyah.
- Khittah Ponorogo (1969) Pada khittah ini disepakati bahwa dakwah Islam amar-ma’ruf nahi-munkar dilakukan melalui dua saluran, yaitu politik kenegaraan dan kemasyarakatan. Muhammadiyah sendiri memposisikan diri sebagai gerakan Islam amar-ma’ruf nahi-munkar dalam bidang kemasyarakatan.
- Khittah Ujung Pandang (1971) Persyarikatan Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam tidak mempunyai hubungan organisasi & tidak merupakan afiliasi dari suatu partai atau organisasi apapun. Muhammadiyah memberi kebebasan kepada anggota sesuai dengan azasnya untuk tidak memasuki atau memasuki organisasi lain sepanjang tidak menyimpang AD /ART dan ketentuan yang berlaku di Muhammadiyah.
- Khittah Surabaya (1971) menekankan bahwa zaman selalu berubah. Muhammadiyah senantiasa mempunyai kepentingan melaksanakan amar makruf nahi-munkar dan melaksanakan gerakan dan amal usaha yang sesuai lapangan yang dipilihnya untuk mencapai tujuannya (MKCHM).
Persyarikatan Muhammadiyah juga mendirikan amal usaha dan senantiasa berkhidmat untuk meningkatkan mutunya. Dalam melaksanakan tugasnya Muhammadiyah berjalan di atas prinsip gerakannya seperti tercantum dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM).
Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah bekerja sama dengan berbagai golongan Islam manapun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan ajaran Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah bukan berarti bermaksud menggabungkan diri dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisai atau institusi lainnya.
- Khitah Denpasar (2002) memberikan kebebasan warga persyarikatan negara untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai nurani hati masing-masing.
Dalam penggunaan hak pilih tersebut harus sesuai dengan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang dilakukan secara nasional dan kritis sesuai dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah dan kemaslahatan bangsa dan negara.
Muhammadiyah, sebagai gerakan pembaruan yang telah berkontribusi besar terhadap pembangunan melalui matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiayha. Di tengah arus perubahan zaman yang begitu dinamis, keberadaan dan nilai-nilai yang diusung oleh Peryarikatan Muhammadiyah ini tetap menjadi mercusuar penerangan, menginspirasi generasi untuk terus berkarya demi kemajuan umat.