KabarMu – Pimpinan Pusat Muhammadiyah mencatat momen bersejarah dengan diresmikannya Masjid Al-Musannif ke-50, Tabligh Institute, mengutip dari situs resmi muhammadiyah, pada Ahad (19/1) oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. Masjid ini menjadi simbol penguatan dakwah Muhammadiyah yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan positif yang membawa manfaat besar bagi persyarikatan dan umat.
“Saya termasuk yang paling senang dan bangga bahwa selain masjid juga terbangun beberapa fasilitas yang tentunya akan menunjang gerakan dakwah kita di Muhammadiyah,” ungkap Haedar dalam sambutannya.
Haedar menegaskan bahwa peresmian masjid ini adalah wujud nyata dari spirit persyarikatan dan rahmat dari Allah SWT. Ia mengajak semua pihak untuk terus membangun masjid dengan semangat ikhlas dan optimisme.
“Terus saja kita membangun dengan semangat ikhlas dan tentu akan banyak sekali halangan ke depan. Jadi, mari terus bersama-sama dalam membangun. Kita ini harus terus maju dan bergerak,” ajaknya penuh semangat.
Selain itu, peresmian ini juga diisi dengan tausiyah dari Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sekaligus dai kondang, Ustadz Adi Hidayat (UAH). Dalam ceramahnya, UAH menekankan keistimewaan momentum peresmian masjid yang bertepatan dengan bulan Rajab.
“Masjid ini diresmikan di bulan yang istimewa, yaitu di bulan Rajab. Rajab itu bermakna sesuatu yang istimewa, karena istimewanya Allah SWT melarang ada tindakan negatif dan kontra produktif yang hadir pada bulan Rajab, dan itu gambaran dari pancaran Islam yang hanif (Islam yang benar),” jelas UAH.
View this post on Instagram
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, juga menyampaikan pesan optimisme untuk masa depan dakwah melalui gerakan Masjid Muhammadiyah. Masjid Al-Musannif yang memiliki luas bangunan 510 m² ini dirancang sebagai pusat kegiatan yang menghadirkan spirit One Stop Solution.
“Masjid ini harus menghadirkan solusi. Maka kami juga menambahkan bahwa masjid ini harus menghadirkan spirit One Stop Solution, sehingga masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah namun juga menghadirkan berbagai macam kegiatan positif dan solusi untuk berbagai macam hal yang terjadi di masyarakat,” jelas Fathurrahman.
Ia juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam keberlanjutan gerakan dakwah.
“Gerakan Muhammadiyah bagi kami harus mampu menciptakan gerakan yang dinamis. Kita harus menjadi generasi yang visioner, maka ketika anak muda diabaikan maka kita akan kehilangan masa depan,” tuturnya.
Pembangunan Masjid Al-Musannif yang berfilosofi futuristik ini melibatkan berbagai kerjasama, yang diharapkan dapat terus berlanjut untuk pembangunan masjid-masjid Muhammadiyah ke depannya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Masjid Muhammadiyah
“Semoga Majelis Tabligh dengan Tabligh Institutenya dan masjid-masjid yang telah berdiri dapat menjadi muhasabah atas ketulusan ber-Muhammadiyah dan otentisitas ideologi gerakan dakwah di era disrupsi yang kompleks ini,” pungkas Fathurrahman.
Dengan hadirnya Masjid Al-Musannif ke-50 ini, Muhammadiyah semakin memperkokoh langkah dakwahnya untuk menghadirkan kebermanfaatan bagi umat dan mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik.