KabarMu – Dalam momentum Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Tengah, sebuah langkah inovatif lahir untuk mendukung digitalisasi desa dan masjid. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, bersama Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, serta Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, secara resmi meluncurkan AlifNet – Internet Muhammadiyah. Peresmian ini berlangsung di Syariah Hotel, Surakarta, pada Sabtu dan Ahad (21-22/12/2024).
Sebagai organisasi yang telah berdiri lebih dari satu abad, Muhammadiyah terus menjawab tantangan zaman. Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, menegaskan visi besar Muhammadiyah melalui peluncuran AlifNet. “Melalui AlifNet, Muhammadiyah ingin menjawab kebutuhan masyarakat akan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Masjid Sebagai Pusat Teknologi
Melalui program ini, Muhammadiyah menginisiasi masjid sebagai pusat teknologi. Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat literasi digital, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Dengan semangat berkemajuan, kami mengajak semua pihak untuk membangun Indonesia yang lebih terhubung,” ujar Ahmad Dahlan Rais.
Program ini berfokus pada transformasi digital di desa-desa dengan menghadirkan internet berbiaya terjangkau untuk mendukung pendidikan generasi muda, meningkatkan layanan kesehatan, serta membuka peluang ekonomi baru. Upaya ini sejalan dengan visi besar Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Dari Wakaf Hingga Inovasi Digital
Komisaris Utama AlifNet, Kusnadi Ikhwani, mengungkapkan bahwa AlifNet merupakan hasil wakaf dari Ony Martin dan keluarganya. “Ide dasarnya berasal dari pengalaman Masjid Raya Al-Falah yang telah melayani internet desa di Sragen, melibatkan lebih dari 555 pengguna. Kini, AlifNet telah meluas hingga Sidoarjo dengan 700 pengguna,” jelas Kusnadi.
Ia menambahkan, AlifNet awalnya adalah Badan Usaha Milik Masjid (BUMM). Namun, demi dampak yang lebih besar, Ony Martin mewakafkannya kepada Muhammadiyah. “Pak Ony sebagai Direktur Utama bahkan tidak mengambil gaji. Ini menunjukkan dedikasi luar biasa untuk umat,” tambahnya.
Dukungan Pemerintah dan Target Pengembangan
Menteri Desa, Yandri Susanto, menyambut baik inisiatif ini. “Kami siap bersinergi dan berkolaborasi agar internet desa dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air,” ujarnya.
AlifNet juga merencanakan roadshow ke masjid-masjid Muhammadiyah di Jawa Tengah mulai Januari 2025. “Target kami adalah setiap kabupaten memiliki satu masjid yang menjadi pusat layanan internet AlifNet. Langkah ini juga akan membuka lapangan kerja baru di berbagai bidang operasional Muhammadiyah,” ungkap Kusnadi.
Mewujudkan Bangsa yang Berkemajuan
Dengan hadirnya AlifNet, Muhammadiyah menunjukkan komitmen kuat untuk memaksimalkan potensi teknologi dalam mendukung kemajuan bangsa. Menjadikan masjid sebagai pusat inovasi adalah bukti bahwa tempat ibadah juga dapat berkontribusi besar dalam pembangunan masyarakat.
AlifNet tidak hanya sekadar layanan internet, tetapi sebuah misi untuk menjembatani kesenjangan teknologi, memperkuat dakwah, dan memberdayakan masyarakat menuju Indonesia yang lebih baik.