Klik Gambar 👆🏻 Selengkapnya

Refleksi Akhir Tahun 2024: Muhammadiyah Soroti Lima Isu Strategis

KabarMu – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan Refleksi Akhir Tahun 2024 di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Senin (30/12). Dalam refleksi ini, Haedar mengajak masyarakat untuk menjadikan hikmah perjalanan tahun 2024 sebagai bekal moral dan spiritual dalam menyongsong tahun 2025.

“Satu tahun berlalu memberi banyak pelajaran. Hikmah itu harus menjadi bekal moral dan spiritual dalam menyongsong tahun mendatang,” ujar Haedar.

Mengkritisi fenomena perayaan tahun baru yang sering diwarnai pesta kembang api, Haedar mengingatkan bahwa pergantian tahun adalah momen untuk introspeksi, bukan sekadar euforia.

“Tahun lama sebenarnya mengurangi usia kita. Islam melalui surat Al-‘Ashr telah mengajarkan kita betapa pentingnya waktu. Semua manusia akan merugi, kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran,” tegasnya.

Muhammadiyah melalui refleksi ini menyoroti lima isu strategis yang dianggap penting untuk diperhatikan demi kemajuan bangsa.

Refleksi Akhir Tahun 2024 PP Muhammadiyah

1. Agama sebagai Kanopi Suci, Bukan Sekadar Hiburan

Haedar menyoroti peran agama yang kian tergerus esensinya. Ia mengingatkan bahwa agama seharusnya menjadi oase di tengah kegersangan rohani masyarakat. Namun, kenyataannya, agama kerap kali hanya diposisikan sebagai hiburan artifisial di ruang publik.

“Substansi agama seperti hakikat hidup sering terpinggirkan. Agama seharusnya membawa pesan moral yang kuat, bukan sekadar hiburan,” ujarnya. Haedar menegaskan pentingnya mengembalikan agama pada hakikatnya, yakni membimbing manusia pada kehidupan yang bermakna dan berlandaskan nilai-nilai ketuhanan.

2. Pemberantasan Korupsi yang Menyeluruh

Haedar menyoroti persoalan korupsi yang masih menjadi penyakit kronis bangsa. Ia mendukung penuh komitmen Presiden Prabowo untuk memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya.

“Komitmen ini harus menjadi political will di semua lini pemerintahan, dari Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, hingga Pemda. KPK perlu diperkuat dengan integritas tinggi untuk menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa korupsi bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga cerminan lemahnya moralitas bangsa. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi harus melibatkan pendekatan sistemik yang berorientasi pada pencegahan dan pembenahan mentalitas.

3. Konsolidasi Demokrasi Pasca-Pemilu 2024

Demokrasi Indonesia di tahun 2024 masih dihadapkan pada tantangan besar. Haedar menyoroti praktik politik uang yang merusak tatanan demokrasi serta moralitas para pemimpin yang perlu ditingkatkan.

“Demokrasi kita harus lebih substantif, bukan hanya prosedural. Proses demokratisasi perlu diperkuat dengan kesadaran moral seluruh perangkat negara,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya menciptakan budaya politik yang sehat, di mana pemilu tidak hanya menjadi ajang kontestasi kekuasaan, tetapi juga ruang untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dan kesejahteraan rakyat.

4. Moralitas Pemimpin Daerah Pasca-Pilkada 2024

Haedar memberikan pesan khusus kepada kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada 2024. Ia menegaskan bahwa para pemimpin harus mengedepankan moralitas, integritas, dan tanggung jawab tinggi dalam menjalankan amanah rakyat.

“Kepala daerah harus menghindari korupsi, gratifikasi, politik balas jasa, atau pemberian konsesi lahan yang merugikan rakyat,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa seorang pemimpin adalah teladan bagi masyarakatnya. Oleh karena itu, setiap keputusan dan kebijakan yang diambil harus mencerminkan keberpihakan kepada kepentingan rakyat.

5. Kebijakan Publik yang Pro-Rakyat dan Minim Polemik

Dalam refleksinya, Haedar mengingatkan pemerintah agar lebih bijak dan cermat dalam merumuskan kebijakan publik. Ia menyesalkan energi bangsa yang sering habis untuk bertengkar akibat kebijakan yang kontroversial.

“Belajar dari periode sebelumnya, energi bangsa terlalu banyak habis untuk bertengkar soal kebijakan. Saatnya melangkah dengan keseksamaan dan mengutamakan harapan masyarakat,” ujarnya.

Haedar berharap kebijakan yang diambil pemerintah di tahun mendatang lebih terfokus pada kebutuhan mendesak rakyat, seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, dan akses kesehatan yang merata.

Menyongsong 2025 dengan Kesadaran Moral

Mengakhiri refleksinya, Haedar mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan tahun 2025 sebagai momentum perbaikan. Ia berharap kesadaran moral menjadi fondasi kuat dalam melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

Acara refleksi ini dihadiri oleh jajaran Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, seperti Syamsul Anwar, Agung Danarto, Agus Taufiqurrahman, dan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Sayuti. Momentum refleksi ini menjadi pengingat bahwa perjalanan bangsa memerlukan sinergi dan komitmen bersama untuk terus maju.

Share:
Cropped Cropped Masjidmuhammadiyah.com .jpg

Redaksimu

Portal Media Masjid Muhammadiyah Berkemajuan