KabarMu – Dalam semangat mempererat kebersamaan dan kecintaan terhadap tanah air, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Geluran bersama Takmir Masjid Al-Dakwah Geluran mengadakan acara Nonton Bareng (Nobar) pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia melawan Australia. Pertandingan ini merupakan bagian dari matchday kedua Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Acara nobar ini diadakan pada Selasa, 10 September 2024, setelah sholat Isya berjamaah di Masjid Al-Dakwah Geluran, Sidoarjo.
Meskipun pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, berakhir imbang dengan skor 0-0, antusiasme jamaah dan masyarakat sekitar untuk hadir dalam acara ini sangat tinggi. Belasan jamaah dan warga hadir di ruang utama masjid lantai 2, menyaksikan perjuangan Timnas Indonesia di layar TV besar yang telah disediakan oleh panitia.
Membangun Kebersamaan dan Nasionalisme Melalui Nobar di Masjid
Acara nobar ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi warga sekitar, namun juga menjadi sarana untuk meningkatkan semangat nasionalisme, khususnya di kalangan pemuda. Hasnan Rizal, selaku Ketua Takmir Masjid Al-Dakwah, menyampaikan bahwa acara ini diharapkan mampu membangun rasa cinta tanah air dan solidaritas di tengah-tengah jamaah.
“Kami ingin menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan sosial yang positif. Dengan adanya nobar ini, kami berharap dapat mempererat kebersamaan dan persaudaraan di antara jamaah serta meningkatkan kecintaan terhadap Timnas Indonesia sebagai simbol persatuan bangsa,” ungkap Hasnan Rizal.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menarik lebih banyak generasi muda agar aktif dalam kegiatan masjid, sekaligus menanamkan nilai-nilai agama dan kebangsaan. “Kami berharap acara seperti ini dapat menjadi agenda rutin, tentunya dengan tetap menjaga adab dan aturan yang berlaku di masjid,” tambahnya.
Adab dan Etika Nobar di Masjid
Mengadakan kegiatan nobar di masjid bukan tanpa kontroversi. Namun, Majelis Tarjih PWM Jatim telah membahas kebolehan menonton sepak bola di masjid selama tetap menjaga adab dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam pandangannya, menonton sepak bola di masjid diperbolehkan asalkan tidak mengganggu kekhusyukan ibadah dan kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi jamaah, seperti mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi.
Baca Juga: Masjid Dipakai Nobar Sepak Bola, Bolehkah?
Dalam acara tersebut, panitia juga mengingatkan para jamaah untuk menjaga adab selama di masjid, tidak bersorak terlalu berlebihan, dan tetap mengedepankan sikap nilai islami dan tentunya menjaga kebersihan.
Antusiasme Jamaah dan Dukungan Penuh untuk Timnas Indonesia
Nobar ini terbuka untuk umum, sehingga siapa pun yang ingin mendukung Timnas Indonesia dapat ikut serta. Beberapa jamaah yang datang mengenakan atribut Timnas untuk menunjukkan dukungan dan semangat mereka.
Salah satu jamaah, Bagus Ahmad, mengungkapkan kegembiraannya bisa turut serta dalam acara ini. “Ini bukan kali pertama kami mengadakan nobar di masjid, dan saya merasa ini adalah cara yang bagus untuk mengumpulkan jamaah dan menonton bersama dalam suasana yang guyub dan suka cita,” katanya.
Kuliner Tradisional Meriahkan Acara
Setelah sholat Isya berjamaah, acara nobar semakin meriah dengan hadirnya aneka kuliner tradisional yang dibawa oleh para jamaah. Kuliner khas seperti tape Bondowoso, gorengan Jakarta, dan pukis Banyumas menjadi sajian pelengkap yang dinikmati bersama oleh semua yang hadir. Inisiatif ini diambil oleh para jamaah yang membawa makanan dari rumah sebagai bentuk kebersamaan dan saling berbagi.
Kehadiran kuliner tradisional ini menambah hangat suasana acara, menciptakan momen kebersamaan yang lebih erat di antara jamaah. Tidak hanya sekadar menonton, kegiatan ini juga menjadi kesempatan untuk menikmati aneka ragam kuliner nusantara sambil berdiskusi ringan mengenai jalannya pertandingan.
Dengan terselenggaranya acara ini, PRM Geluran dan Takmir Masjid Al-Dakwah berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mengedepankan masjid sebagai pusat kegiatan positif dan konstruktif bagi masyarakat.