Panduan Sholat Sesuai Tarjih Muhammadiyah Lengkap: Gambar Gerakan, Arab, Latin, Terjemah

Panduan sholat sesuai tarjih muhammadiyah lengkap

Sholat adalah tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim. Melalui sholat, seorang hamba menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala sekaligus memperkuat ikatan spiritual dengan-Nya. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang sangat memperhatikan kemurnian ajaran Islam, telah mengeluarkan panduan lengkap pelaksanaan sholat melalui putusan Munas Tarjih tahun 2017. Panduan ini bertujuan agar umat Islam dapat melaksanakan sholat sesuai sunnah Rasulullah shollallahu wasallam dan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Artikel ini menyajikan panduan ibadah sholat menurut Tarjih Muhammadiyah secara detail agar memudahkan Anda menjalankan ibadah ini dengan benar dan penuh keberkahan.

Mengapa Panduan Sholat Menurut Tarjih Muhammadiyah Penting?

Keutamaan sholat bukan hanya karena kewajibannya, tapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Namun, agar ibadah ini benar-benar sah dan diterima, diperlukan kesucian dan tata cara yang tepat. Tarjih Muhammadiyah menegaskan beberapa syarat utama seperti:

  • Kesucian: Tubuh, pakaian, dan tempat sholat harus bersih dari najis dan hadas.

  • Waktu yang tepat: Sholat hanya sah jika dilakukan setelah waktu sholat masuk sesuai ketentuan.

  • Menghadap kiblat: Wajah harus mengarah ke Ka’bah saat sholat.

Memahami panduan ini membantu umat Muslim menjauhi kesalahan dalam sholat yang dapat membatalkan atau mengurangi pahala.

1. Persiapan Sebelum Melaksanakan Sholat

Sebelum memulai sholat, perhatikan hal-hal berikut:

  • Bersuci (wudhu) dengan sempurna agar tubuh terbebas dari hadas kecil dan besar.

  • Memastikan pakaian bersih dari najis, sesuai sunnah, serta pantas digunakan dalam ibadah.

  • Mengecek waktu sholat apakah sudah masuk. Ini krusial agar sholat tidak dilakukan di luar waktu yang diperbolehkan.

  • Menentukan arah kiblat dengan tepat. Menghadap kiblat adalah syarat sah sholat.

Dengan persiapan ini, ibadah sholat menjadi lebih khusyuk dan sesuai tuntunan.

2. Niat dan Memulai Sholat dengan Takbiratul Ihram

Setelah persiapan selesai, saatnya memulai sholat:

  • Menghadap kiblat dengan tenang, kemudian memandang tempat sujud sebagai fokus.

  • Membaca basmalah (“Bismillahirrahmanirrahim”) sebagai pembuka dan niat dalam hati sesuai jenis sholat yang hendak dikerjakan, misalnya sholat Zuhur atau Asar.

  • Takbiratul ihram: Mengangkat kedua tangan hingga sejajar atau sedikit di atas bahu, lalu mengucapkan “Allahu Akbar” sebagai tanda masuknya sholat.

Posisi tangan saat takbir sesuai sunnah adalah dengan kedua ibu jari mendekati daun telinga, tidak harus menempel tapi dekat.

3. Posisi Sedekap dan Doa Iftitah

Setelah takbir, letakkan tangan kanan di atas tangan kiri yang posisinya berada di atas dada. Ini disebut posisi sedekap, yang dianjurkan dalam sunnah.

Posisi sedekap dan doa iftitah

Selanjutnya, bacalah doa iftitah yang disyariatkan dalam putusan Tarjih Muhammadiyah, yang terdiri dari beberapa pilihan doa pendek atau panjang. Contohnya doa:

Doa Iftitah Pilihan 1

Arab:

اللَّهُمَّ بِاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ. اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.

Latin (Transliterasi):

Alla-humma ba-id baini-wa baina khatha-ya-ya kama-ba-adta bainal masyriqi wal maghrib.
Alla-humma naqqini- minal khatha-ya- kama-yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas.
Alla-hummaghsil khatha-ya-ya bilma-i wats tsalji wal barad.

Terjemahan Arti:

Ya Allah, jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, basuhlah dosa-dosaku dengan air, salju, dan es.

Doa Iftitah Pilihan 2

Arab:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنَهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرَ كُلَّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرَّ لَيْسَ لَكَ وَلَيْسَ إِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Latin (Transliterasi):

Wajjahtu wajahiya lilladzi- fatharas sama-wa-ti wal ardla hanifan musliman wa ma- ana minal musyriki-n.
Inna shala-ti wa nusuki- wa mahya-ya wa mama-ti lillahi-rabbil a-lami-n.
La-syari-kalahu- wa bidza-lika umirtu wa ana awwalul muslimi-n (wa ana minal muslimi-n).
Alla-humma antal maliku la-ila-ha illa-anta, anta rabbi- wa ana abduka, dlalamtu nafsi- wataraftu bidzambi- fagh firli- dzunu-bi jami-an.
La- yagh firudz dzunu-ba illa- anta, wah dini-liahsanil akhla-qi la-yahdil iahsaniha-illa- anta.
Washrif anni- sayyiaha- la-yashrifu anni- sayyiaha- illa- anta.
Labbayka wa sadaika wal khairu kulluhu- fi-yadaika, wasysyarru laisa ilaika.
Tabarakta wa ta-a-laita, astaghfiruka wa atu-bu ilaika.

Terjemahan Arti:

Aku tujukan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan lurus, dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, kurbananku, hidupku, dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengan itu aku diperintahkan, dan aku adalah orang yang berserah diri. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah segala dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau. Tunjukkanlah aku ke jalan akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang dapat menunjukkan ke jalan terbaik kecuali Engkau. Jauhkanlah aku dari keburukan, karena tidak ada yang dapat menjauhkan aku dari keburukan selain Engkau. Aku sambut panggilan-Mu dan aku ridha, segala kebaikan ada di tangan-Mu, dan kejahatan bukan dari-Mu dan tidak kepada-Mu. Maha Berkah Engkau dan Maha Tinggi. Aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu.

Doa Iftitah Pilihan 3

Arab:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Latin (Transliterasi):

Allaahu akbar kabiiraa wal hamdu lillaahi katsii raw wa subhaanallaahi bukrataw wa ashiilaa.

Terjemahan Arti:

Allah Maha Besar dengan sangat besar, segala puji bagi Allah dengan sangat banyak, dan Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari.

Doa iftitah ini bertujuan memohon perlindungan dan kesiapan hati dalam beribadah.

4. Membaca Taawuz dan Surat Al-Fatihah

Langkah selanjutnya dalam sholat adalah membaca:

  • Taawuz: “A‘udzu billahi minasy-syaithanirrajim” sebagai perlindungan dari godaan setan.

  • Basmalah sebagai pembuka surat.

  • Surat Al-Fatihah sebagai rukun sholat yang harus dibaca dengan tartil.

Tarjih Muhammadiyah menjelaskan bahwa bacaan Al-Fatihah dilakukan dengan suara lirih (sir) untuk sholat Zuhur dan Asar, dan suara lebih jelas (jahr) untuk Maghrib, Isya, dan Subuh.

5. Membaca Surat Pendek Setelah Al-Fatihah

Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat pendek lain seperti Surat Al-Ikhlas, An-Nas, atau lainnya.

  • Pada rakaat pertama, bacaan surat dianjurkan lebih panjang.

  • Pada rakaat kedua, bacaan surat bisa lebih pendek.

Hal ini sesuai sunnah Rasulullah shollallahu wasallam yang memberikan contoh bacaan dengan panjang pendek yang berbeda tiap rakaat.

6. Gerakan Sholat dan Bacaan Doa Sunnah

Rukuk

Lakukan rukuk dengan posisi punggung lurus dan sejajar, pandangan menghadap tempat sujud. Bacalah doa rukuk seperti:

Posisi rukuk muhammadiyah

Doa Ruku’ Pilihan 1

Arab:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Latin (Transliterasi):

Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.

Terjemahan Arti:

Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.

Doa Ruku’ Pilihan 2

Arab:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

Latin (Transliterasi):

Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi.

Terjemahan Arti:

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung.

Doa Ruku’ Pilihan 3

Arab:

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Latin (Transliterasi):

Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh.

Terjemahan Arti:

Maha Suci, Maha Kudus, Tuhan para malaikat dan ruh.

I’tidal (Berdiri Tegak Setelah Rukuk)

Berdiri tegak setelah rukuk

  • Bangkit dari rukuk sambil membaca:

    سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

    Sami‘a Allahu liman hamidah

    Terjemahan:

    Allah mendengar (dan menerima) pujian dari orang yang memuji-Nya.

  • Setelah tangan turun, baca doa berdiri sesuai sunnah:

    Membaca doa setelah i'tidal sebelum sujud
    Doa I’tidal Pilihan 1

    Arab:
    رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

    Latin (Transliterasi):
    Rabbanaa wa lakal hamd.

    Terjemahan Arti:
    Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian.

    Doa I’tidal Pilihan 2

    Arab:
    رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

    Latin (Transliterasi):
    Robbanaa lakal hamdu.

    Terjemahan Arti:
    Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian.

    Doa I’tidal Pilihan 3

    Arab:
    رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

    Latin (Transliterasi):
    Robbana waa lakal hamdu mil us samaa waa ti wa ardhi wa mil umaa syi’ta min syai in ba’d.

    Terjemahan Arti:
    Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian sebanyak isi langit dan bumi, serta sebanyak apa pun yang Engkau kehendaki setelah itu.

Sujud

  • Posisi sujud dimulai dengan meletakkan lutut, tangan, dahi, dan hidung pada tempat sujud.Posisi sujud muhammadiyah

  • Bacalah doa sujud:

    • Doa Ruku’ Pilihan 1

      Arab:

      سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

      Latin (Transliterasi):

      Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.

      Terjemahan Arti:

      Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.

      Doa Ruku’ Pilihan 2

      Arab:

      سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

      Latin (Transliterasi):

      Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi.

      Terjemahan Arti:

      Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung, Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung.

      Doa Ruku’ Pilihan 3

      Arab:

      سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

      Latin (Transliterasi):

      Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh.

      Terjemahan Arti:

      Maha Suci, Maha Kudus, Tuhan para malaikat dan ruh.

  • Duduk di antara dua sujud disebut duduk iftiras dengan bacaan doa memohon ampunan.

    Doa Duduk di Antara Dua Sujud

    Doa duduk di antara dua sujud

    Arab:
    اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي

    Latin (Transliterasi):
    Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.

    Terjemahan Arti:
    Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, kuatkanlah aku, berilah petunjuk kepadaku, dan berilah aku rezeki.

7. Tasyahud dan Duduk Akhir

  • Pada rakaat kedua dan terakhir, lakukan duduk tasyahud.

    Jari tasyahud dan duduk akhir muhammadiyah

    Posisi duduk berbeda untuk tiap rakaat:
    Perbedaan duduk iftiras dan tawaruk

    • Duduk iftiras untuk rakaat kedua.

    • Duduk tawaruk untuk rakaat terakhir, dengan meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan.

  • Bacalah tahiyat lengkap dan selawat kepada Nabi Muhammad shollallahu wasallam.

    Doa tasyahud awal
    Doa Tasyahud Awal

    Arab:

    ٱلتَّحِيَّٰتُ لِلَّهِ وَٱلصَّلَوَٰتُ وَٱلطَّيِّبَٰتُ ٱلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنَّبِيُّۥ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ
    ٱلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ ٱللَّهِ ٱلصَّٰلِحِينَ
    أَشْهَدُ أَلَّا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُۥ وَرَسُولُهُۥ

    Latin (Transliterasi):

    Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu watthoyyibaat.
    Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh.
    Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshooliihiin.
    Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

    Terjemahan Arti:

    Segala penghormatan, shalawat, dan amalan yang baik adalah milik Allah. Salam sejahtera tercurah kepadamu, wahai Nabi, beserta rahmat dan keberkahan Allah. Salam sejahtera tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

    Doa Tasyahud Awal

    Doa tasyahud awal sholawat muhammadiyah
    Arab:

    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

    Latin (Transliterasi):

    Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad.
    Kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim.
    Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad.
    Kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim.
    Innaka hamiidummajiid.

    Terjemahan Arti:

    Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga beliau, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga beliau. Dan berkahilah Nabi Muhammad dan keluarga beliau, sebagaimana Engkau memberkati Nabi Ibrahim dan keluarga beliau. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

    Doa Sesudah Tasyahud Akhir

    Doa sesudah tasyahud akhir
    Arab:

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

    Latin (Transliterasi):
    Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam.
    Wamin ‘adzaabil qobri.
    Wamin fitnatil mahyaa walmamaati.
    Wamin sharri fitnatil masiihiddadjaal.

    Terjemahan Arti:
    Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam,
    dan dari siksa kubur, dan dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Dajjal.

  • Di akhir sholat, ucapkan salam ke kanan dan kiri sambil menoleh dengan wajah lurus.

8. Kesimpulan dan Doa Penutup

Pelaksanaan sholat sesuai tuntunan Tarjih Muhammadiyah memberikan petunjuk agar ibadah dilakukan dengan kesungguhan dan tata cara yang benar. Dengan memperhatikan kesucian, niat yang benar, bacaan yang sesuai sunnah, serta gerakan yang benar, sholat bukan hanya kewajiban, tapi juga sarana mendekatkan diri pada Allah subhanahu wa ta’ala.

Semoga panduan ini membantu Anda menjalankan ibadah sholat dengan penuh khusyuk dan keberkahan.


FAQ Seputar Panduan Sholat Menurut Tarjih Muhammadiyah

1. Apa itu sholat menurut Tarjih Muhammadiyah?

Sholat menurut Tarjih Muhammadiyah adalah ibadah wajib yang dilaksanakan berdasarkan tuntunan Rasulullah shollallahu wasallam, dengan merujuk pada hasil ijtihad kolektif para ulama Muhammadiyah yang tertuang dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) dan dikuatkan dalam Munas Tarjih. Penekanan utamanya adalah kesesuaian dengan sunnah dan kemurnian syariat.

2. Apa saja syarat sah sholat menurut Muhammadiyah?

Menurut panduan Tarjih Muhammadiyah, syarat sah sholat antara lain:

  • Suci dari hadas dan najis pada badan, pakaian, dan tempat.

  • Masuk waktu sholat yang ditentukan.

  • Menghadap kiblat (Ka’bah di Makkah).

  • Menutup aurat sesuai ketentuan syariat.

  • Mematuhi dengan yakin telah masuk waktu Sholat

3. Apakah Muhammadiyah membaca niat sholat dengan lisan?

Tidak. Muhammadiyah berpegang pada pendapat bahwa niat adalah pekerjaan hati, bukan dilafalkan. Maka cukup menghadirkan niat dalam hati sebelum takbiratul ihram, tanpa perlu mengucapkannya secara lisan.

4. Bagaimana posisi tangan saat sedekap menurut Muhammadiyah?

Tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri di atas dada, dengan posisi jari-jari menggenggam atau menjangkau pergelangan tangan kiri. Ini berdasarkan hadis-hadis sahih yang menjadi dasar ijtihad Tarjih.

5. Apakah ada doa iftitah khusus yang dianjurkan?

Ya. Muhammadiyah membolehkan beberapa redaksi doa iftitah, semuanya berasal dari hadis-hadis yang sahih. Anda dapat memilih salah satu dari tiga pilihan doa iftitah yang disediakan dalam panduan Tarjih, tergantung kemampuan dan hafalan.

6. Bagaimana bacaan Al-Fatihah dilakukan dalam sholat berjamaah?

Dalam sholat berjamaah:

  • Untuk sholat jahr (Subuh, Maghrib, Isya): makmum tidak disunnahkan membaca Al-Fatihah secara jahr (keras).

  • Untuk sholat sir (Zuhur dan Asar): makmum dianjurkan membaca Al-Fatihah secara lirih.

7. Apa pendapat Muhammadiyah tentang doa qunut?

Muhammadiyah tidak menganjurkan doa qunut dalam sholat Subuh, karena tidak ditemukan dalil yang kuat dan konsisten dari Rasulullah shollallahu wasallam terkait hal itu. Qunut hanya dibolehkan dalam kondisi nazilah (musibah besar).

8. Bagaimana tata cara tasyahud menurut Tarjih Muhammadiyah?

Tasyahud dilakukan:

  • Duduk iftirasy pada rakaat kedua.

  • Duduk tawarruk pada rakaat terakhir.
    Bacaan tasyahud dan salawat dilakukan secara lengkap, dengan tambahan doa setelah tasyahud akhir.

9. Bagaimana posisi jari telunjuk saat tasyahud menurut Muhammadiyah?

Dalam posisi tasyahud, telunjuk tangan kanan diarahkan ke kiblat. Muhammadiyah tidak menganjurkan gerakan berulang-ulang dengan jari telunjuk.

10. Bagaimana hukum membaca surat pendek setelah Al-Fatihah?

Membaca surat pendek setelah Al-Fatihah adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) pada dua rakaat pertama dalam sholat fardhu, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad shollallahu wasallam.

11. Apa buku atau dokumen resmi panduan sholat Muhammadiyah?

Panduan resmi dapat ditemukan dalam:

  • Tuntunan Ibadah Muhammadiyah (edisi terbaru).

  • Himpunan Putusan Tarjih (HPT).

  • Risalah Tuntunan Sholat Sesuai Sunnah hasil Munas Tarjih 2017.

12. Apakah Muhammadiyah menggunakan qunut Nazilah?

Ya, Muhammadiyah membolehkan qunut nazilah dalam situasi darurat seperti bencana besar, peperangan, atau kondisi umat Islam tertindas (contoh: Palestina). Ini dilakukan berdasarkan contoh Nabi shollallahu wasallam saat menghadapi tragedi Bi’r Ma’unah.

13. Bagaimana sholat jama’ dan qashar menurut Muhammadiyah?

  • Qashar (meringkas 4 rakaat menjadi 2) dilakukan saat safar (perjalanan jauh minimal ± 80 km).

  • Jama’ (menggabung dua sholat) boleh dilakukan saat safar, hujan, atau kondisi darurat.
    Panduan rinci ada dalam fatwa Tarjih Muhammadiyah tentang “Safar dan Jama’-Qashar Shalat”.

Share: