KabarMu – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyambut dengan penuh rasa syukur atas kabar gencatan senjata antara pejuang rakyat sipil Palestina, Hamas, dan Israel. Selama lebih dari 15 bulan terakhir, konflik yang tidak seimbang ini telah mengakibatkan pasukan zionis (IDF) melakukan tindakan genosida di Jalur Gaza. Dalam hal ini, Muhammadiyah menilai gencatan senjata sebagai langkah awal menuju perdamaian yang diharapkan.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Syafiq Mughni, menyampaikan pandangannya terkait perkembangan ini. “Kami menyambut gembira gencatan senjata itu, karena menjadi peluang untuk perdamaian dan kemaslahatan rakyat Gaza secara keseluruhan dan juga Palestina secara keseluruhan,” ujarnya, seperti yang dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Kamis (16/1/2025).
Prof. Syafiq menekankan pentingnya upaya yang tulus untuk menghentikan kekerasan terhadap rakyat Palestina. Dunia, katanya, menantikan komitmen nyata Israel untuk menjalankan poin-poin yang telah disepakati. “Dan kadang kesepakatan-kesepakatan multilateral pun dilanggar oleh Israel,” imbuhnya, menyoroti keraguan yang muncul akibat sejarah panjang pengingkaran perjanjian oleh pihak zionis.
Dilansir Al Jazeera, gencatan senjata antara Zionis Israel dan Kelompok Pejuang Hamas dijadwalkan mulai berlaku efektif pada Ahad, 19 Januari 2025. Prof. Syafiq berharap, rakyat Palestina, khususnya yang berada di Jalur Gaza, dapat segera merasakan manfaat dari perjanjian tersebut.
Harapan Muhammadiyah untuk Perdamaian dan Peran Dunia
Muhammadiyah juga mengimbau dunia internasional, khususnya negara-negara Barat, agar mengambil peran lebih adil dalam upaya mewujudkan perdamaian. Prof. Syafiq mengingatkan bahwa keterlibatan Amerika Serikat (AS) sering kali menjadi penghalang bagi penyelesaian konflik di Palestina. “Dunia Barat, khususnya Amerika Serikat (AS), kerap menjadi kunci ketidakadilan dan terkatung-katungnya nasib Palestina,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muhammadiyah mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah proaktif dalam mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk melalui dukungan terhadap keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini dianggap sejalan dengan amanat konstitusi Indonesia yang menentang segala bentuk penjajahan di dunia.
Muhammadiyah dan Peran dalam Membangun Perdamaian
Muhammadiyah tidak hanya berhenti pada advokasi politik, tetapi juga turut ambil bagian dalam membangun resiliensi bagi rakyat Palestina. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari pengiriman bantuan kemanusiaan hingga pemberian beasiswa bagi generasi muda Palestina melalui perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

“Secara internal, di kalangan bangsa Palestina sendiri harus ada perdamaian dan persatuan sikap untuk isu Palestina dan Israel ini,” ujar Prof. Syafiq. Muhammadiyah menilai, perdamaian internal di antara rakyat Palestina adalah kunci untuk memperkuat posisi mereka dalam menghadapi tekanan dari luar.
Dengan semangat solidaritas dan kemanusiaan, Muhammadiyah akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan dan kedamaian yang berkelanjutan. Gencatan senjata ini diharapkan menjadi momentum penting bagi dunia untuk kembali memprioritaskan keadilan dan kemanusiaan di tanah Palestina.