Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, telah lama dikenal dengan komitmennya terhadap pembangunan masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam Berkemajuan. Sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah bertujuan untuk memurnikan dan memperbaharui pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama, mengangkat martabat mereka, dan menghadapi tantangan zaman dengan cara yang konstruktif dan inklusif.
Dalam perjalanannya yang lebih dari satu abad, Muhammadiyah telah berhasil mengembangkan sayapnya di berbagai bidang kehidupan. Organisasi ini tidak hanya berfokus pada dakwah dan pendidikan, tetapi juga aktif dalam bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. Kehadiran ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, serta berbagai program sosial yang dimiliki oleh Muhammadiyah adalah bukti nyata dari kontribusi organisasi ini dalam memajukan bangsa Indonesia. Namun, kesuksesan ini bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Muhammadiyah adalah infiltrasi pengaruh ideologi kelompok transnasional yang dapat mengancam integritas dan ideologi yang dianut oleh organisasi ini.
Kelompok transnasional yang dimaksud adalah kelompok-kelompok yang memiliki agenda global dan seringkali membawa ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dipegang oleh Muhammadiyah. Ideologi-ideologi tersebut, yang sering kali bernuansa politis, bisa berupa ekstremisme, liberalisme, sekularisme, atau bentuk lain yang tidak sejalan dengan prinsip Islam wasathiyah (moderat) yang dijunjung tinggi oleh Muhammadiyah. Infiltrasi ideologi ini tidak hanya berpotensi mengganggu kesatuan dan keutuhan organisasi, tetapi juga dapat menimbulkan konflik ideologis di dalam masyarakat.
Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, infiltrasi ideologi asing menjadi ancaman nyata bagi organisasi-organisasi yang memiliki basis massa besar seperti Muhammadiyah. Ideologi-ideologi asing ini sering kali masuk melalui berbagai saluran, mulai dari media sosial, kerjasama internasional, hingga pendidikan. Dampaknya bisa sangat merusak jika tidak diantisipasi dengan baik. Masyarakat yang selama ini dibina dengan nilai-nilai moderat dan berkemajuan bisa terpecah dan terpolarisasi oleh paham-paham ekstrem yang datang dari luar.
Namun, Muhammadiyah dengan dasar pemikirannya yang kuat pada al-Qur’an dan Sunnah serta pemahaman yang mendalam tentang konteks sosial Indonesia, telah menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk infiltrasi ideologi asing. Organisasi ini menegaskan pentingnya memelihara identitas keislaman berbasis nilai dan cita-cita Muhammadiyah. Pendekatan Muhammadiyah yang inklusif, rasional, dan berlandaskan pada ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Untuk menghadapi infiltrasi ideologi asing, Muhammadiyah perlu memperkuat basis pendidikan dan dakwahnya. Pendidikan yang kritis dan terbuka terhadap dialog namun tetap berpegang pada nilai-nilai Islam Berkemajuan adalah salah satu cara untuk membentengi generasi muda dari pengaruh ideologi asing. Selain itu, penguatan literasi digital di kalangan anggotanya juga menjadi penting agar dapat memilah informasi yang benar dan tidak mudah terpengaruh oleh hoaks atau propaganda yang tersebar di dunia maya.
Muhammadiyah juga perlu terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, yang memiliki visi dan misi yang sejalan. Dialog antaragama, kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil, serta partisipasi dalam forum-forum internasional yang memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan perdamaian bisa menjadi strategi untuk menunjukkan posisi Muhammadiyah yang moderat dan berkemajuan di kancah global.
Sebagai penutup, Muhammadiyah dengan segala tantangan yang dihadapinya, tetap memiliki peluang besar untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan agama. Dengan mempertahankan nilai-nilai Islam Berkemajuan dan wasathiyah, serta terus memperkuat basis pendidikan dan dakwahnya, Muhammadiyah akan mampu menjaga integritasnya dan tetap relevan dalam menghadapi dinamika zaman yang semakin kompleks.
Wallahu ‘alam.
Bagus Setiawan
Relawan Masjid Al-Dakwah