Sering kita mendengar istilah Manhaj Tarjih Muhammadiyah, tapi sering tidak tahu maksud apa itu ‘Manhaj’, apa itu ‘Tarjih’ dan Apa Itu ‘Manhaj Tarjih Muhammadiyah’? serta bagaimana metodenya berjalan di Persyarikatan Muhammadiyah.
Sebenarnya Apa Itu Manhaj Tarjih Muhammadiyah?
Manhaj berasal dari bahasa Arab yang berarti “metode” atau “jalan”. Dalam konteks keislaman, manhaj merujuk pada cara atau pendekatan seseorang dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hanya sekadar menyangkut ritual ibadah, tetapi juga prinsip-prinsip kehidupan, akhlak, serta pandangan dunia. Manhaj yang benar didasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, serta pemahaman para sahabat dan ulama terdahulu.
Dalam dunia kontemporer, penting bagi setiap Muslim untuk memastikan bahwa pemahaman dan praktik mereka terhadap Islam sesuai dengan manhaj yang shahih, untuk menghindari penyimpangan dan kesalahpahaman yang mungkin terjadi akibat pengaruh budaya, politik, atau interpretasi pribadi.
Kemudian dalam dunia Islam kontemporer khususnya di Muhammadiyah, dikenal kata “manhaj tarjih”. Secara harfiah, frasa ini menggambarkan suatu metode atau cara melakukan tarjih. Namun, jika kita telusuri lebih dalam dalam konteks Muhammadiyah, arti dari manhaj tarjih Muhammadiyah tidak hanya sebatas metode yang dipakai Muhammadiyah dalam proses tarjih.
Tarjih dalam disiplin ilmu usul fikih memiliki arti khusus. Ini mengacu pada proses mengevaluasi dan menilai dalil-dalil syar’i yang mungkin tampak bertentangan pada pandangan pertama. Tujuannya adalah untuk menentukan pendapat atau dalil yang rajih (kuat) dan yang marjuh (lemah). Konsep ini sangat penting dalam tradisi fiqih, memberikan dasar untuk interpretasi hukum Islam yang dinamis.
Bagaimana Penerapan Tarjih di Muhammadiyah?
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam Modern terbesar di Indonesia, memiliki pandangan unik terhadap tarjih. Pada fase awal organisasi, tarjih difahami sebagai proses membandingkan pendapat dari ulama-ulama, baik dari dalam atau luar Muhammadiyah, termasuk pendapat dari imam-imam terkemuka. Mereka berfokus pada pemilihan pendapat yang memiliki dasar dan argumen yang lebih kuat.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan tantangan yang dihadapi umat Islam, definisi tarjih Muhammadiyah mengalami evolusi. Tidak hanya berarti memilih antara pendapat yang sudah ada, Muhammadiyah juga memulai proses ijtihad untuk masalah-masalah baru yang belum dijelaskan dalam kitab-kitab fikih klasik.
Apa Esensi Manhaj Tarjih Muhammadiyah?
Manhaj tarjih bukan hanya sekadar metode, tetapi lebih sebagai sistem pemikiran yang mencakup wawasan, sumber, pendekatan, dan teknik tertentu. Manhaj Tarjih Muhammadiyah dengan jelas didefinisikan dalam empat pilar utama: Wawasan, Sumber, Pendekatan, dan Prosedur-Teknis.
Seperti Apa Wawasan Karakter Tarjih Muhammadiyah?
- Tajdid, yang mengacu pada purifikasi dalam akidah dan ibadah.
- Toleransi, yang mengajarkan bahwa putusan tarjih tidak bersifat absolut atau kebenaran tunggal.
- Terbuka terhadap kritik dan koreksi, serta tidak terikat pada satu mazhab tertentu.
- Fleksibilitas dalam mazhab: Tidak terikat pada satu mazhab, tapi menggunakan pendapat mazhab sebagai pertimbangan sesuai dengan esensi al-Quran dan as-Sunnah. Tidak mengikatkan diri pada suatu mazhab tetapi pendapat-pendapat mazhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum sepanjang sesuai dengan jiwa al-Quran dan as-Sunnah atau dasar-dasar lain yang dipandang kuat;
Dari Mana Sumber Kajian Tarjih Muhammadiyah?
Kajian Tarjih Muhammadiyah tentunya bersumber dari ajaran Islam utama, Muhammadiyah menjadikan al-Quran dan as-Sunnah al-Maqbūlah sebagai fondasi. Hal ini mencerminkan komitmen organisasi tersebut dalam menjaga kemurnian ajaran Islam, sambil tetap mempertimbangkan metode pemahaman yang kontekstual dan adaptif. Meskipun al-Quran dan as-Sunnah menjadi landasan utama,
Muhammadiyah tidak menafikan pentingnya sumber-sumber lain seperti Ijmak (konsensus ulama), Qiyas (analogi hukum), dan Istihsan (pertimbangan keadilan) dalam proses ijtihad atau penarikan hukum, guna menjawab tantangan zaman dan memastikan ajaran Islam tetap relevan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Bagaimana Pendekatan Metode Tarjih Muhammadiyah?
Ada tiga metode utama pendekatan Tarjih Muhammadiyah, yaitu bayani, Burhani, dan Irfani:
- Bayani: Menanggapi permasalahan dengan berfokus pada nas-nas syariah.
- Burhani: Menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan umum, seperti dalam ijtihad terkait waktu shalat.
- Irfani: Mengutamakan kepekaan nurani dan intuisi melalui pembersihan jiwa
Semua metode ini menunjukkan bagaimana Muhammadiyah mencoba menanggapi berbagai permasalahan kontemporer dengan mempertimbangkan nas syariah dan ilmu pengetahuan secara kontekstual.
Bagaimana Prosedur Teknis Tarjih Muhammadiyah?
Dalam Prosedur Teknis Tarjih, Muhammadiyah menyoroti pentingnya musyawarah dalam pengambilan keputusan, dan betapa pentingnya penelitian mendalam dalam menemukan solusi dari sumber syariah. Produser ini yang kemudian dikenal dengan:
- Ijtihad Jama’i: Keputusan diambil melalui forum musyawarah resmi persyarikan Muhammadiyah. Pendapat individu anggota majelis tidak dianggap mewakili Muhammadiyah.
- Istiqra’ ma‘nawi: Penemuan hukum sebuah masalah membutuhkan penelitian atas berbagai sumber syariah secara mendalam.
Manhaj Tarjih dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Manhaj Tarjih Muhammadiyah muncul sebagai pandangan yang mencerahkan, menawarkan perspektif yang seimbang antara pemahaman klasik dan tantangan zaman modern. Sebagai gerakan reformasi Islam terbesar di dunia, Muhammadiyah senantiasa berupaya menggali esensi ajaran Islam yang otentik, namun tetap relevan dengan dinamika kekinian yang mencerahkan sebagaimana cita-cita hidup Muhammadiyah.
Tarjih Muhammadiyah mencerminkan pendekatan dinamis organisasi terhadap hukum Islam, dengan menekankan pentingnya adaptasi dan pembaruan dalam menghadapi tantangan kontemporer. Sebagai pionir dalam pemikiran Islam modern, Muhammadiyah terus memainkan peran penting dalam mendefinisikan ulang cara umat Islam memahami dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Manhaj tarjih Muhammadiyah adalah pendekatan komprehensif dalam menanggapi isu-isu fikih dengan berbasis pada al-Quran dan as-Sunnah, sambil mempertimbangkan pendapat ulama dan dinamika realitas sosial. Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah berusaha menjawab tantangan zaman dan memberikan solusi yang relevan bagi umat Islam.