TokohMu – KH Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh pembaru Islam di Indonesia yang juga pendiri Persyarikatan Muhammadiyah yang kini menjemal menjadi Gerakan.
Melalui pemikirannya, ia membuktikan bahwa Islam adalah agama yang mengangkat harkat dan martabat manusia, terutama kaum mustad’afin—mereka yang lemah dan terpinggirkan secara sosial maupun ekonomi. Dalam perjalanan dakwahnya, KH Ahmad Dahlan tidak hanya membantu kaum mustad’afin tetapi juga memberdayakan mereka, menjadikannya subjek perubahan yang penting bagi masyarakat.
Kisah inspiratif ini bermula dari pemahamannya terhadap QS. Al-Maun yang beliau ulang-ulang pengajaran dan pengamalannya bersama murid-muridnya. Surah ini menegaskan bahwa mendustakan agama berkaitan dengan mengabaikan anak yatim dan orang miskin. Melalui surah ini, KH Ahmad Dahlan mengembangkan Teologi Al-Maun, sebuah konsep yang menjadikan kepedulian kepada mustad’afin sebagai inti pengamalan agama.
Mustad’afin atau Kaum Lemah, dalam pandangan KH Ahmad Dahlan, bukanlah kelompok yang perlu dikasihani, melainkan pihak yang harus diangkat derajatnya melalui pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Prinsip ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. Al-Hujurat: 11, yang melarang penghinaan terhadap sesama. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga mengingatkan bahwa umat ini ditolong berkat keikhlasan, doa, dan perjuangan orang-orang lemah.
Sebagai bentuk implementasi nyata, KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, dan berbagai layanan sosial melalui Muhammadiyah. Lembaga-lembaga ini berperan besar dalam memberdayakan mustad’afin, memberikan mereka akses untuk bangkit dari keterpurukan. Dengan pendekatan ini, mustad’afin tidak hanya dibantu tetapi juga diberi peluang untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat.
KH Ahmad Dahlan juga mengajarkan bahwa kaum mustad’afin tidak boleh dicaci atau direndahkan. Sebaliknya, mereka harus dihormati sebagai bagian dari umat yang memiliki potensi besar. Baginya, agama adalah alat pembebasan dan pemberdayaan, bukan sarana untuk mempertegas ketimpangan sosial.
Teologi Al-Maun terus hidup dalam semangat Muhammadiyah hingga hari ini, menjadi teladan bagaimana pemberdayaan kaum mustad’afin adalah bentuk dakwah yang paling nyata. KH Ahmad Dahlan meninggalkan pelajaran berharga bagi umat Islam: bahwa membela dan memberdayakan mustad’afin adalah wujud nyata dari pengabdian kepada Allah dan masyarakat.