Tutup Iklan Kunjungi!

Film Horor yang Eksploitasi Islam, Perlukah di Boikot?

Boikot Film Horo Eksploitasi Islam

Belakangan ini, kita sering disuguhi dengan film-film horor yang mengambil setting dan konten dari ajaran Islam. Namun, sebaliknya, bukannya memberikan pandangan yang mendalam tentang keagamaan, film-film tersebut justru cenderung memanipulasi ritual dan ajaran Islam menjadi objek ketakutan yang menyeramkan. Dengan pemilihan judul dan framing yang cerdik, simbol-simbol keagamaan Islam digambarkan sebagai sesuatu yang menyeramkan, bahkan menjadikan praktik-praktik keagamaan itu sendiri dianggap sebagai sumber ketakutan.

Mari kita ambil contoh salah satu film yang menggambarkan adegan orang sedang melakukan sholat malam atau qiyamulail sendirian, kemudian diganggu oleh sosok jin menyeramkan. Daripada memperlihatkan keindahan spiritual dari ibadah malam, film tersebut memilih untuk memanipulasi momen itu menjadi sesuatu yang menakutkan dan mengganggu. Begitu pula dengan adegan orang merawat jenazah, yang seharusnya dianggap sebagai tindakan mulia dalam Islam, dipresentasikan dengan dramatisasi yang berlebihan, menampilkan pocong menyeramkan dan elemen-elemen horor lainnya.

Fenomena terbaru yang menajadi sorotan khususnya senada dengan pernyataan MUI, adalah kemunculan film terbaru dengan judul yang provokatif seperti “Kiblat,” yang mencoba untuk mempermainkan dan menghina arah yang dituju umat Islam saat mereka sholat, yaitu Ka’bah. Ini merupakan salah satu contoh bagaimana media, melalui film-film horor, mampu merusak persepsi dan keyakinan umat Islam terhadap ajaran agama mereka sendiri.

Pertanyaannya, apakah ini hanya sekadar tren sementara ataukah ini merupakan gejala yang lebih dalam dari bagaimana media mengambil keuntungan dari keagamaan untuk kepentingan komersial?

Apakah kita sebagai masyarakat harus membiarkan tren film bernada kurafat, takhayul, dan semiotik yang merujuk pada kesyirikan dibungkus dengan nama dan simbol-simbol ajaran Islam terus menerus merusak aqidah generasi umat ini?

Sebagai masyarakat yang hidup di era digital, kita memiliki tanggung jawab untuk mengkritisi dan menyaring informasi yang disajikan kepada kita. Termasuk di dalamnya adalah menyaring informasi yang disajikan melalui media hiburan seperti film. Kita harus mampu membedakan antara hiburan yang sesuai dengan nilai-nilai kita sebagai umat Islam dengan hiburan yang hanya mencari keuntungan tanpa mempedulikan dampaknya terhadap keyakinan dan aqidah kita.

Bukan berarti kita harus menutup mata terhadap kemajuan dalam industri hiburan, namun kita perlu memastikan bahwa konten-konten yang disajikan tidak melanggar nilai-nilai agama dan tidak merusak keyakinan umat. Kita juga perlu terus mengedukasi diri sendiri dan generasi muda tentang pentingnya memahami agama secara mendalam, sehingga kita tidak mudah terpengaruh oleh narasi-narasi yang diputar oleh media untuk kepentingan mereka sendiri.

Jadi, marilah kita bersama-sama mempertahankan keyakinan dan aqidah kita dari pengaruh negatif media massa, dan terus mengajarkan nilai-nilai islam yang sejati kepada generasi penerus, agar mereka tidak mudah terjerumus dalam penyalahgunaan agama untuk kepentingan hiburan semata.

Wallahu a’lam. Semoga Allah lindungi keluarga kita dari pengaruh buruk apapun, dan semoga Allah jauhkan kita dari film-film mengandung semiotik kurafat, takhayul, dan unsur kesyirikan lainnya.

Share:
Cropped Cropped Masjidmuhammadiyah.com .jpg

Redaksimu

Portal Media Masjid Muhammadiyah Berkemajuan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *