KabarMu – Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama gerakan 1000 Cahaya Muhammadiyah resmi menyelenggarakan kegiatan Audit Energi dan Training of Trainers (ToT) – 1000 Cahaya Muhammadiyah pada Selasa–Jumat, 19–22 Agustus 2025 di SM Tower Malioboro, Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya mencetak kader pelopor transisi energi ramah lingkungan dari akar rumput persyarikatan.
Transisi energi dipandang sebagai keniscayaan di tengah krisis iklim global. Upaya ini bukan hanya soal teknis pengalihan dari energi fosil menuju energi bersih, tetapi juga terkait aspek sosial, ekonomi, dan moral yang menuntut keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Muhammadiyah dengan jaringan masjid, sekolah, pesantren, hingga komunitasnya dinilai memiliki potensi strategis untuk menjadi agen perubahan melalui dakwah ekologis, pendidikan, dan pemberdayaan umat.
Gerakan 1000 Cahaya Muhammadiyah sendiri merupakan inisiatif kolektif yang mengusung nilai keislaman untuk menghadirkan 1000 titik cahaya perubahan berupa masjid, sekolah, pesantren, rumah tangga, maupun komunitas Muhammadiyah yang berkomitmen menjalankan praktik energi bersih, efisiensi energi, dan dakwah ekologis. Cahaya yang dimaksud bukan hanya penerangan secara fisik dari energi terbarukan seperti matahari, tetapi juga simbol cahaya kesadaran, ilmu, serta gerakan sosial menuju keadilan iklim dan keberlanjutan hidup.
Selama empat hari, sebanyak 100 peserta dari berbagai unsur Muhammadiyah mengikuti rangkaian pelatihan yang padat. Mereka terdiri dari manajemen program 1000 Cahaya, pimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah, pimpinan LLHPB atau majelis lembaga ‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, serta pengelola masjid Muhammadiyah unggulan. Para peserta mendapatkan materi komprehensif mulai dari Fiqih Transisi Energi, Energi Ramah Lingkungan, Manajemen Energi, Urgensi Konservasi Energi, hingga praktik lapangan dengan kunjungan ke BMT Ummah Wonosari.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menghasilkan beberapa capaian penting, antara lain:
-
Laporan audit energi dari lokasi percontohan,
-
Tersusunnya baseline konsumsi energi dan rekomendasi teknis,
-
Terbentuknya minimal 100 kader pionir transisi energi Muhammadiyah,
-
Serta lahirnya rencana aksi komunitas untuk efisiensi dan pemanfaatan energi bersih.
Dari Sidoarjo Jawa Timur, dua kader Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Geluran, Sepanjang Sidoarjo, terpilih sebagai peserta yaitu Mochamad Yusuf dan Dafa Farras Haidar. Keterlibatan PRM Geluran ini bukan tanpa alasan. Tahun sebelumnya, PRM Geluran dan Masjid Al-Dakwah Geluran telah menjadi salah satu nominator finalis CRM Award 2024 yang digelar oleh LPCRPM PP Muhammadiyah, sehingga kiprah dan komitmennya dalam pengembangan ranting mendapat pengakuan nasional.
Baca Juga: PRM Geluran Berbagi Kiat Optimalisasi Program Ranting di Kongres CRM 2024
Ketua PRM Geluran, Ferdyan Afandi, menyampaikan apresiasi sekaligus harapan besar atas partisipasi kadernya dalam agenda strategis ini.
“Alhamdulillah, keikutsertaan dua kader PRM Geluran dalam ToT 1000 Cahaya Muhammadiyah menjadi langkah awal yang penting. Kami berharap ilmu, pengalaman, dan semangat yang dibawa dari Yogyakarta dapat ditularkan untuk gerakan dakwah ekologi dan energi bersih di lingkungan ranting maupun masyarakat sekitar,” ujarnya.
Kegiatan ini terselenggara atas inisiasi LPCRPM PP Muhammadiyah, MLH PP Muhammadiyah (1000 Cahaya), serta CEDSGREEB UGM. Ke depan, para kader yang telah dilatih akan menjadi pionir dalam menggerakkan komunitas Muhammadiyah agar lebih mandiri, efisien, dan ramah lingkungan dalam pengelolaan energi.
Penasaran dengan tindak lanjut dan aksi nyata dari para kader 1000 Cahaya Muhammadiyah? Simak liputan selanjutnya pasca ToT yang akan mengulas program implementasi, kisah inspiratif, dan langkah-langkah strategis menuju energi bersih yang lebih membumi di lingkungan persyarikatan.