Ini 10 Hari Awal Dzulhijjah 1446 Hijriah di Tahun 2025

Ini 10 hari awal dzulhijjah 1446 hijriah di tahun 2025

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang sangat mulia dalam Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram… Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda tentang keistimewaan bulan-bulan haram, termasuk Dzulhijjah: “Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi… Di antaranya ada 4 bulan haram (berperang di dalamnya). Tiga bulan berturut-turut, yaitu: Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab Mudhar.” (HR. Bukhari)

Kapan 10 Hari Awal Dzulhijjah 1446 Hijriah di Tahun 2025?

Bagi umat Islam yang ingin memaksimalkan amal di bulan mulia ini, berikut tanggal 10 hari pertama Dzulhijjah 1446 H yang bertepatan dengan tahun 2025 Masehi:

  • 1 Dzulhijjah 1446 = Rabu, 28 Mei 2025

  • 2 Dzulhijjah 1446 = Kamis, 29 Mei 2025

  • 3 Dzulhijjah 1446 = Jumat, 30 Mei 2025

  • 4 Dzulhijjah 1446 = Sabtu, 31 Mei 2025

  • 5 Dzulhijjah 1446 = Minggu, 1 Juni 2025

  • 6 Dzulhijjah 1446 = Senin, 2 Juni 2025

  • 7 Dzulhijjah 1446 = Selasa, 3 Juni 2025

  • 8 Dzulhijjah 1446 = Rabu, 4 Juni 2025

  • 9 Dzulhijjah 1446 = Kamis, 5 Juni 2025 (Hari Arafah)

  • 10 Dzulhijjah 1446 = Jumat, 6 Juni 2025 (Hari Raya Idul Adha)

Mengapa 10 Hari Awal Dzulhijjah Sangat Istimewa?

Allah Ta’ala berfirman dengan penuh penegasan: “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)

Para ulama menafsirkan “malam yang sepuluh” ini sebagai 10 hari pertama Dzulhijjah, yang penuh berkah dan pahala besar. Hal ini diperkuat oleh hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya yang dimaksud dengan 10 itu adalah 10 hari Dzulhijjah, dan yang dimaksud dengan hari ganjil adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan hari genap adalah hari raya Iduladha.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i)

Rasulullah juga menegaskan bahwa tidak ada amal shaleh yang lebih dicintai Allah daripada amal yang dilakukan di 10 hari awal Dzulhijjah, bahkan lebih utama daripada jihad di jalan Allah, kecuali jihad yang mengorbankan jiwa dan harta hingga mati syahid.

Amalan-Amalan Utama di 10 Hari Awal Dzulhijjah

Amalan amalan utama di 10 hari awal dzulhijjah

1. Memperbanyak Zikir dan Takbir

Di sepuluh hari ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak zikir, terutama takbir, tahlil, dan tahmid. Zikir ini bukan hanya dilakukan di masjid atau tempat ibadah, tapi juga bisa dilakukan di mana saja, termasuk tempat umum seperti pasar. Hal ini menegaskan bahwa amal kebaikan dapat dilakukan kapan dan di mana saja, sepanjang niat dan kesungguhan hadir.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah di hari-hari tersebut dengan tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)

Para sahabat bahkan biasa berkumpul di pasar sambil mengumandangkan takbir agar orang lain pun ikut berzikir, sehingga suasana keimanan dan semangat ibadah meningkat di masyarakat luas.

2. Puasa Sunnah di Hari-Hari Awal Dzulhijjah

Selain anjuran khusus puasa di hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), umat Islam juga dianjurkan untuk berpuasa di hari-hari awal Dzulhijjah yang lain, yakni dari tanggal 1 hingga 8. Puasa sunnah ini merupakan bentuk pengendalian diri, mendekatkan diri kepada Allah, dan menambah pahala.

Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada wangi minyak kasturi.” (Muttafaqun ‘alaih)

Artinya, meski secara lahiriah bau mulut orang yang berpuasa mungkin kurang sedap, namun di sisi Allah, puasa adalah amal yang sangat terpuji dan dicintai.

3. Tilawah Al-Qur’an dengan Mujahadah

Membaca Al-Qur’an secara rutin dan berusaha mengkhatamkannya dalam 10 hari pertama Dzulhijjah adalah amalan yang sangat dianjurkan. Dengan membagi bacaan secara konsisten, misalnya membaca tiga juz sehari sebelum dan sesudah salat wajib, seseorang dapat menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Al-Qur’an adalah sebaik-baik zikir.” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Membaca Al-Qur’an tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjadi penyejuk hati dan penguat iman, terutama di bulan yang penuh rahmat ini.

4. Bersedekah dan Berbagi pada Sesama

Bersedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Dzulhijjah. Dengan memperbanyak sedekah, umat Islam dapat memperluas keberkahan rezeki dan memperkuat solidaritas sosial. Allah mengingatkan agar kita menggunakan rezeki yang diberikan-Nya sebelum datang kematian.

Allah berfirman: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu…” (QS. Al-Munafiquun: 10)

Sedekah yang dilakukan di hari-hari mulia ini mendapat ganjaran berlipat dan merupakan investasi amal yang terus mengalir pahalanya.

5. Menunaikan Ibadah Kurban dengan Sempurna

Bulan Dzulhijjah dikenal sebagai bulan kurban karena merupakan waktu terbaik untuk melaksanakan ibadah menyembelih hewan kurban. Kurban adalah bentuk penghambaan diri, kepatuhan, serta simbol pengorbanan dan kepedulian sosial kepada fakir miskin.

Allah berfirman: “Maka salatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!” (QS. Al-Kautsar: 2)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan: “Barangsiapa yang salat seperti kita salat, dan berkurban seperti kita berkurban, maka sungguh dia telah mengerjakan kurban dengan benar.” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan bahwa ibadah kurban harus dilaksanakan dengan tata cara yang benar agar diterima oleh Allah.

6. Melaksanakan Ibadah Haji bagi yang Mampu

Bulan Dzulhijjah adalah puncak waktu pelaksanaan haji, rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan sekali seumur hidup bagi yang mampu secara fisik dan finansial. Hampir seluruh rangkaian manasik haji berlangsung pada bulan ini, termasuk wukuf di Arafah yang menjadi inti haji.

Allah berfirman: “Haji itu pada bulan-bulan yang tertentu.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Melaksanakan haji dengan benar merupakan puncak penghambaan dan kesempatan untuk menghapus dosa serta menyucikan jiwa.

Keistimewaan Khusus Hari Arafah dan Idul Adha

  • Puasa Hari Arafah (9 Dzulhijjah): Puasa di hari ini sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan haji. Keutamaannya sangat besar, yaitu menghapus dosa selama dua tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasa Arafah menghapus dosa selama dua tahun.” (HR. An Nasa’i)

  • Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah): Merupakan hari raya kurban, saat umat Islam merayakan puncak ibadah haji dan berkurban sebagai wujud syukur dan kepatuhan kepada Allah.

Sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah 1446 Hijriah di tahun 2025 adalah momentum luar biasa untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh. Dengan memperbanyak zikir, puasa sunnah, tilawah Al-Qur’an, sedekah, kurban, dan bagi yang mampu menunaikan haji, setiap muslim dapat meraih keberkahan serta pahala berlipat ganda. Semoga kita semua mendapat taufik dan kekuatan dari Allah untuk memanfaatkan hari-hari mulia ini dengan sebaik-baiknya.

Share: